Harakatuna.com – Politik, dalam pengertian yang lebih luas, bukan hanya sekadar soal perebutan kekuasaan, tetapi juga tentang bagaimana kita mengelola kehidupan bersama. Dalam Islam, politik bukanlah sesuatu yang terpisah dari ajaran agama. Politik yang baik seharusnya mencerminkan nilai-nilai Islam yang mengutamakan kedamaian, persatuan, dan kasih sayang. Oleh karena itu, politik seharusnya dilaksanakan dengan sikap yang ramah, tanpa saling mencela atau merendahkan satu sama lain. Sikap seperti ini menjadi cerminan dari kedalaman ajaran Islam yang mengajarkan umatnya untuk menjaga persatuan dan saling menghormati.
Sayangnya, dalam praktik politik modern, sering kali terjadi ketegangan, permusuhan, bahkan cacian yang mengarah pada perpecahan. Hal ini bertentangan dengan esensi ajaran Islam yang mengedepankan keharmonisan dalam kehidupan sosial. Islam mengajarkan umatnya untuk berbicara dengan baik, berbagi kebaikan, dan menjaga hati agar tidak terjerumus dalam kebencian. Dalam konteks politik, hal ini berarti bahwa setiap perdebatan atau persaingan harus dilakukan dengan cara yang beradab dan penuh penghormatan terhadap orang lain.
Politik yang sehat tidak mengandalkan kata-kata kasar atau tindakan yang merendahkan lawan politik. Islam mengajarkan bahwa kata-kata yang baik adalah bagian dari bentuk ibadah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik” (QS. Al-Isra: 53). Kata-kata yang baik dapat meredakan ketegangan dan menyelesaikan masalah secara lebih efektif daripada saling mencela atau memprovokasi. Sebab, kata-kata yang kasar hanya akan menambah kebencian dan menjauhkan orang dari nilai-nilai kebenaran yang hakiki.
Selain itu, dalam politik yang ramah, kita harus memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Islam mengajarkan pentingnya ukhuwah, yaitu persaudaraan yang mendalam antarsesama umat manusia. Politik yang didasari oleh ukhuwah akan menciptakan suasana yang saling mendukung, bukan menghancurkan. Dalam konteks ini, politik bukanlah medan perang untuk saling menjatuhkan, tetapi sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Ajaran Islam juga menekankan pentingnya musyawarah. Dalam banyak kesempatan, Allah dan Rasul-Nya mengajarkan umat untuk saling bermusyawarah dalam membuat keputusan. “Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka” (QS. Asy-Syura: 38). Musyawarah mengandung makna penting, yaitu berdialog dengan penuh kesabaran dan pengertian, menghargai setiap pendapat, dan mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. Dalam politik, musyawarah ini harus dijadikan prinsip utama dalam pengambilan keputusan, agar tidak ada pihak yang merasa terpinggirkan atau terzalimi.
Tentu saja, politik yang ramah tidak berarti mengesampingkan perbedaan. Islam tidak melarang adanya perbedaan pendapat, bahkan mendorong umat untuk saling memahami perbedaan tersebut. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling takwa di antara kalian.” Perbedaan dalam politik bukanlah alasan untuk saling menyerang atau mencela. Sebaliknya, perbedaan itu harus dihormati sebagai bagian dari keberagaman yang dianugerahkan oleh Allah.
Namun, seringkali dalam dunia politik, kita menemui suasana yang penuh dengan persaingan dan ketegangan. Hal ini bisa merusak ikatan sosial yang seharusnya terjalin dalam kehidupan masyarakat. Politik yang buruk sering kali mengabaikan prinsip-prinsip keadilan, kebenaran, dan kejujuran yang menjadi inti ajaran Islam. Padahal, politik yang baik adalah yang mampu membawa kebaikan, bukan hanya untuk individu, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Islam mengajarkan pentingnya kejujuran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berpolitik. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang amanah, adil, dan mampu menjaga kepercayaan rakyat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” Ini menunjukkan bahwa dalam politik, pemimpin harus bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambil, dengan mengedepankan kebenaran dan keadilan.
Politik yang buruk juga akan menghasilkan ketidakadilan. Dalam Islam, keadilan adalah salah satu nilai utama yang harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Keputusan politik yang diambil tanpa mengedepankan keadilan hanya akan menambah jurang pemisah antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam politik yang berlandaskan nilai-nilai Islam, setiap keputusan harus berorientasi pada pencapaian keadilan dan kesejahteraan umat.
Sikap ramah dalam politik juga berarti menjaga hubungan yang baik dengan orang lain, bahkan dengan mereka yang memiliki pandangan berbeda. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan siapa saja, baik yang seagama maupun yang berbeda agama. Dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8, Allah berfirman, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu.” Ini menunjukkan bahwa politik yang baik adalah politik yang mengutamakan kasih sayang, tanpa membeda-bedakan.
Lebih lanjut, politik yang ramah juga berarti mendukung segala bentuk kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat luas, bukan hanya untuk kepentingan golongan tertentu. Islam mengajarkan agar setiap kebijakan yang diambil harus berpihak pada kebaikan umat manusia. Hal ini terlihat dalam banyak ajaran Nabi yang menganjurkan untuk memprioritaskan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa politik bukanlah ajang untuk meraih keuntungan pribadi atau kelompok. Politik yang benar adalah politik yang mampu memelihara keharmonisan dan kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, sikap ramah dalam politik sangat penting untuk menjaga kesatuan umat, menciptakan keadilan, dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil memiliki dampak positif bagi kesejahteraan bersama.
Akhirnya, kita harus selalu ingat bahwa politik dalam pandangan Islam adalah bagian dari dakwah. Politik yang ramah dan berbasis pada nilai-nilai agama yang luhur akan menciptakan masyarakat yang sejahtera, harmonis, dan penuh kasih sayang. Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita berusaha untuk mewujudkan politik yang ramah ini dalam setiap langkah kehidupan politik kita, sehingga kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik dan penuh dengan berkah.[] Shallallahu ala Muhammad.