27.5 C
Jakarta
Array

Politik Islam Bergantung Tuntutan Politik dan Kekuasaan

Artikel Trending

Politik Islam Bergantung Tuntutan Politik dan Kekuasaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Medan. Ketua Departemen Politik FISIP USU Warjio dalam Halaqah Nasional di Universitas Sumatera Utara, Kamis (26/10/2017), menyampaikan hasil penelitiannya.

Di hadapan tiga ratusan peserta, ia mengungkapkan, bahwa politik Islam bergantung pada tuntutan politik dan kekuasaaan.

“Penelitian yang saya lakukan menyimpulkan bahwa politik syariat islam sangat bergantung tuntutan politik dan kekuasaan,” katanya.

Warijo juga  mengungkapkan, bahwa radikalisme digunakan untuk kepentingan politik dan kekuasaan. “Radikalisme kadang digunakan oleh kelompok tertentu kepentingan politik dan kekuasaan,” ujarnya.

Dalam sejarah Indonesia, radikalisme tidak lepas dari politik identitas. “Radikalisme dalam sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan gerakan politik identitas yang melakat pada agama tertentu.”

Radikalisme di Kampus

Menurut Warijo, radikalisme di kampus harus dipahami secara objektif dan proporsional “Memahami radikalisme dalam konteks kampus harus dilihat secara proporsional dan objektif,” ungkapnya.

“Isu radikalisme di kampus harus tetap menjadi kajian yang objektif untuk menilai sebuah paham yang ada,” lanjutnya.

Syakirnf

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru