34.1 C
Jakarta

Petunjuk Itu (Bukan) bagi Para Penghafal Al-Qur’an

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPetunjuk Itu (Bukan) bagi Para Penghafal Al-Qur'an
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Saya pernah bertanya kepada salah seorang dosen di ruang kuliah. Bunyi pertanyaannya begini: “Orisinalitas Al-Qur’an itu katanya dijaga dari segala bentuk pemalsuan, lalu siapa yang menjaganya?” Dosen itu ngejawab dengan tegas: “Tuhan dan para penghafal Al-Qur’an”.

Menarik denger penghafal Al-Qur’an sebagai penjaga Al-Qur’an saat perkembangan zaman semakin terlihat taringnya. Al-Qur’an yang pada mulanya diterima dalam bentuk hafalan Nabi Muhammad Saw. dan disampaikannya lalu dihafalkan oleh para sahabat semakin terlihat perkembangannya saat dunia memasuki dunia digital. Menghafal Al-Qur’an dikemas dengan beragam variasi sehingga menghafalnya menjadi mudah.

Saya mulai bertanya soal siapa yang bakal meraih petunjuk Al-Qur’an sehingga ia dapat keluar dari ketersesatan menuju nur Tuhan. Apakah petunjuk itu diraih oleh orang yang menghafalkan Al-Qur’an atau orang yang memahaminya?

Sebuah kekecewaan pernah saya rasakan saat saya tinggal beberapa hari di dalam pesantren yang menekankan santrinya menghafal Al-Qur’an. Saya merasa belum melihat Islam dari para penghafal Al-Qur’an. Islam mengajarkan bersikap tersenyum, tapi mereka suka cemberut. Islam mengajarkan bersikap dan bertutur kata yang baik dan santun, sayang mereka memperlihatkan sikap dan tutur kata yang kasar dan memecah persaudaraan. Dan seterusnya.

Lalu, siapakah yang dapat mencerminkan nilai-nilai keislaman yang santun dan ramah? Prof. Quraish Shihab pernah berpesan setiap kali ngisi kuliah tafsir, lagi-lagi saat menjelang bulan Ramadhan. “Bacalah Al-Qur’an dan pahamilah ayat demi ayat yang kau baca,” kurang lebih begitu pesan yang beliau sampaikan. Beliau melanjutkan, “Karena, dengan pemahaman itulah pembaca Al-Qur’an dapat meraih petunjuk yang terkandung dalam setiap ayat yang dibacanya.”

BACA JUGA  Berpuasalah, Agar Kamu Selamat dari Kejahatan Radikalisme

Memang benar penghafal Al-Qur’an yang tidak memahami kandungan ayat akan mudah disesatkan dengan hawa nafsu yang menguasai jiwanya. Bahkan, orang yang memahami Al-Qur’an tapi mengabaikan nilai kemanusiaan yang menjadi poin utama dalam setiap pesan yang disampaikan akan mengantarkan orang itu kepada pemahaman yang keliru sehingga nanti berdampak terhadap perilaku yang keliru juga.

Orang yang membaca atau menghafal Al-Qur’an tapi tidak memahaminya dan atau memahami tapi mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan akan cenderung mengantarkan mereka berpikir dan bertindak ekstrem. Khawarij, ISIS, Wahabi, dan Terorisme adalah sekumpulan orang yang membaca Al-Qur’an tapi mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Bagi mereka, kebenaran hanyalah apa yang mereka pahami dan anut. Sedang, pemahaman dan anutan orang lain dijudge keliru, sesat, bahkan kafir.

Melalui tulisan ini, saya hanya ingin mengajak siapa saja untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam yang penuh cinta dan rahmah. Saya tidak bermaksud melihat orang yang gemar menghafal Al-Qur’an salah. Sekali lagi tidak begitu. Menghafal Al-Qur’an bagus. Membaca Al-Qur’an pun juga bagus. Tapi, alangkah lebih baiknya jika membaca dan menghafal Al-Qur’an disertai dengan memahaminya.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru