32.9 C
Jakarta

Pesantren Salaf dan Paham Radikal

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPesantren Salaf dan Paham Radikal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Pesantren digagas oleh wali songo beberapa abad silam. Dibangunnya pesantren guna menanamkan ilmu-ilmu agama kepada banyak orang. Ilmu agama dipercaya oleh orang pesantren sebagai dasar agama (ushul al-din). Pesantren yang menekuni dan mengembangkan ilmu-ilmu agama sering diidentikkan dengan pesantren salaf.

Agama menegakkan nilai-nilai perdamaian antar sesama. Tidak boleh terjadi aksi-aksi terorisme yang mengganggu stabilitas kehidupan. Nilai-nilai agama ini tentu membumi di pesantren.

Pesantren dengan nilai-nilai perdamaiannya berhasil mencuri perhatian publik, sehingga berbondong-bondonglah masyarakat belajar alias mondok di pesantren. Ketertarikan ini menjadi isyarat kepercayaan mereka terhadap pesantren.

Sayang, pesantren semakin ke depan semakin dikudeta oleh kelompok radikal yang idak terbuka terhadap perbedaan yang terbentang luas di pelosok negeri. Mulai perbedaan pemikiran sampai perbedaan keyakinan. Kelompok ini membatasi kebenaran mutlak hanyalah pada agama Islam. Sementara, agama non-Islam keliru.

Pesantren yang biasanya tersandera pemikiran kelompok radikal adalah pesantren salaf. Karena, pesantren salaf hanya mengajarkan ilmu agama dengan kaku. Islam, bagi orang pesantren salaf, harus persis dengan apa yang ada pada masa Nabi Muhammad. Cara berpikir semacam ini melahirkan generasi yang gemar bid’ah-membid’ahkan.

Pesantren salaf itu justru sangat berbahaya untuk keberlangsungan Islam. Islam dikerdilkan dengan cara berpikir mereka yang jumud. Mereka tertutup dari perkembangan pemikiran. Sedang, mereka hanya membatasi kebenaran pada gagasan ulama salaf yang kurang relevan dihadapkan dengan perkembangan zaman.

Kejumudan cara berpikir pesantren salaf akan menggiring seseorang melihat perbedaan pemikiran sebagai suatu kesesatan. Sikap ini akan sangat mungkin terciptanya bangsa yang mudah mengkafirkan, bahkan melakukan aksi-aksi terorisme. Naudzubillah!

Karena itu, pesantren yang selamat dan mampu membentengi diri dari paham radikal adalah pesantren “khalaf” atau modern. Pesantren modern dengan keterbukaannya mengajak santri (orang yang belajar di pesantren) mengenal bentangan ilmu yang sangat luas. Luasnya ilmu tidak dapat dibatasi dengan sempitnya akal pikiran manusia.

BACA JUGA  Perbedaan Muhammadiyah dengan NU dalam Penetapan Awal dan Akhir Ramadhan, Mana yang Benar?

Biasanya pesantren modern itu menyediakan pustaka membaca yang beragam, mulai ilmu-ilmu syariat yang biasanya diajarkan di pesantren sampai ilmu filsafat yang biasanya disesatkan di pesantren. Pesantren yang cenderung menyesatkan filsafat tidak lain adalah pesantren salaf.

Pesantren salaf gampang menyesatkan karena horizon pemikirannya sangat sempit. Seandainya pesantren ini tahu bahwa filsafat adalah ilmu yang mengajarkan cara berpikir yang benar, niscaya filsafat akan diterima secara leluasa, bahkan wajib untuk dipelajari.

Filsafat dengan tujuannya mengajarkan cara berpikir yang benar tentunya penting dihadirkan di pesantren. Sehingga, pesantren akan bisa membedakan mana paham yang moderat dan mana paham yang radikal. Pesantren tidak mudah digiring oleh sebagian kelompok yang punya kepentingan sesaat.

Bila pesantren salaf belum bisa “move on” menjadi pesantren khalaf, maka petaka bakal menimpa banyak orang di muka bumi. Akan sangat mungkin terjadi konflik antar sesama. Pertumpahan darah akan terlihat di mana. Padahal, Islam tidak menginginkan hal itu terjadi.

Sebagai penutup, pesantren memang institusi agama tertua di Indonesia. Kendati begitu, tidak dapat digeneralisir semua pesantren itu baik. Lihat dan dalami dulu, kira-kira pesantren itu disupport oleh paham radikal atau tidak?[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru