Harakatuna.com – Dalam perputaran kalender Islam atau kalender Hijriah, Allah menetapkan 4 bulan yang dimuliakan di antaranya adalah bulan Rajab. Awal bulan Rajab 1446 H ini bertepatan dengan 1 Januari 2025. Karena Rajab adalah bulan yang dimuliakan, maka ketika memasuki bulan Rajab perhatikanlah pesan Rasulullah berikut ini.
Dalam Al-Quran, Allah telah menetapkan 4 bulan yang dimuliakan yaitu bulan Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana ketetapan Allah saat menciptakan langit dan bumi dan di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Taubah: 36)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas menyatakan bahwa karena Rajab merupakan bulan mulia, maka perbuatan dosa yang dilakukan di bulan Rajab itu dosanya jauh lebih besar. Selain itu, amal kebaikan juga akan dilipatgandakan pahalanya.
ثُمَّ اخْتَصَّ مِنْ ذَلِكَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ فَجَعَلَهُنَّ حَرَامًا وَعَظَّمَ حُرُمَاتِهِنَّ وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيْهِنَّ أَعْظَمَ وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ وَالْأَجْرَ أَعْظَمَ
Artinya: “Allah mengistimewakan 4 bulan dari 12 bulan, yang mana 4 bulan tersebut dijadikannya bulan mulia dan diagungkan kemuliaannya. Perbuatan dosa di dalamnya lebih besar, amal saleh pahalanya juga lebih besar.” (Abul Fida’ Isma’il Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir [Kairo: Muassasah Qurthubah, 2000] juz IV, hal. 148)
Nabi Muhammad juga berpesan ketika memasuki bulan Rajab untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Hal ini lantaran setiap perbuatan, baik itu perbuatan baik maupun buruk pahala ataupun dosanya akan dilipatgandakan. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya yang berjudul Tabyinu al-Ajb bi Ma Warada fi Syahr Rajb menuliskan beberapa pesan Rasulullah ketika memasuki bulan Rajab:
أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرُ رَجَبَشَهْرُ رَجَبَ شَهْرُ الله تُضَاعَفُ فِيْهِ الْحَسَنَاتُ وَتُسْتَجَابُ فِيْهِ الدَّعَوَاتُ وَيُفَرَّجُ عَنْ الْكُرْبَاتِ لَا يُرَدُّ فِيْهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ دَعْوَةٌ فَمَنْ اِكْتَسَبَ فِيْهِ خَيْراً ضُوْعِفَ لَهُ فِيْهِ أَضْعَافاً مُضَاعَفَةً
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang bulan agung yaitu bulan Rajab. Rajab adalah bulan Allah, kebaikan dilipatgandakan di dalamnya, doa-doa diterima, kesusahan dihilangkan, dan tidak ada doa yang tertolak dari orang beriman. Barangsiapa yang melakukan kebaikan di dalamnya, maka (pahalanya) akan dilipatgandakan dengan berlipat-lipat.”
Dari keterangan ini bisa disimpulkan bahwa beberapa pesan Rasulullah ketika memasuki bulan Rajab adalah sebagai berikut:
Pertama, memperbanyak amal kebaikan, karena amal kebaikan yang dikerjakan pada bulan Rajab pahalanya berlipat ganda.
Kedua, jauhi perbuatan menzalimi diri sendiri atau perbuatan maksiat.
Ketiga, memperbanyak membaca doa, karena doa-doa yang dipanjatkan dalam bulan ini akan dikabulkan oleh Allah dan tiada tertolak.
Demikianlah pesan Rasulullah ketika memasuki bulan Rajab, Wallahu A’lam Bishowab.
