29.7 C
Jakarta

Pesan Al-Qur’an untuk Para Elit Bangsa

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anPesan Al-Qur'an untuk Para Elit Bangsa
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Sudah menjadi sunnatullah bahwa keadaan setiap masyarakat dipengaruhi oleh para pemimpin dan elit di sekitarnya. Di setiap era kenabian yang menjadi penghalang utama dan pendukung utama dakwah para nabi adalah para elit dan penguasa, yang menjadi penghalang dakwah Musa adalah Fir’aun dan para elitnya yang menjadi pendukung dakwah sulaiman adalah kekuasaan yang dimilikinya seta para elit yang mendukungnya. Dakwah Muhammad sebagai nabi terahir juga tidak lepas dari dukungan dan dihalangi oleh para elit mekkah dan madinah waktu itu. Setiap elit yang di masa jahiliyah meghalangi dakwah rosul akhirnya menjadi elit yang mendukung dan memudahkan dakwah rosul. Setelah selesainya masa jahiliyah, keempat khalifah  pengganti dan penerus rosul merupakan para elit dari setiap klan suku yang ada pada waktu itu. Para penerus rosul ini akhirnya mampu menjadikan Islam sebagai penguasa dari separuh dunia setelah beberapa tahun. Untuk hal ini ada beberapa pesan al-qur’an yang mungkin bisa ditelaah untuk diimplemintasikan dalam kasus yang sama.

Pesan al-Qur’an bagi Para Peminpin

Di dalam al-Qur’an para elit diistilahkan dengan al-Mala> , setidaknya kata al-Mala> diulang sebanyak 23 kali. Sebagian besar berada di dalam surah al-A’raf, hal ini menunjukkan pentingnya pengaruh dan peran elit dalam sebuah struktur sosia masyarakat. Elit di dalam al-Qur’an disebut al-Mala> yang memiliki makna asal memenuhi atau dalam Bahasa Madura amussa’eh. Karena para elit merupakan kaum yang setidaknya memiliki atau terpenuhi tiga hal dalam dirinya. Yaitu; ilmu, harta dan kekuasaan. Menjadi elit merupakan sebuah ujian dan amanah yang akan dipertanggung jawabkan. Sebab para elit memiliki pengaruh besar terhadap tingkah dan sikap yang dilakukan oleh masyarakat sipil. Yang disebut al-Qur’an dengan Mustad’afin yang berarti kaum yang lemah. Sejarah telah membuktikan bagaimana penolakan masyarakat sipil terhadap dakwah para nabi karena disebabkan oleh sikap para elit yang memperdaya.

BACA JUGA  Saat Ramadhan, Ini Waktu Utama untuk Membaca Al-Qur'an

Namun tidak bisa dielakkan lagi bahwa sejak dulu banyak kaum elit yang tidak menyadari akan amanah ini. Itu disebabkan oleh kelebihan yang dimilikinya. Terlebih mereka yang memiliki ketiga kriteria sebagai kaum elit.  Banyak dari mereka yang ketika memiliki ketiga kriteria itu bersikap congkak dan angkuh layaknya Tuhan sikap Tuhan. Fir’aun misalnya, nasib para elit semcam ini akan berakhir di neraka. Di dalam alQur’an disebutkan sebuah percakapan antara para elit semacam ini dengan masyarakat sipil saat mereka berada di neraka. Masyarakat sipil menyalahkan para elit yang menghalangi mereka untuk mengikuti petunjuk kebenaran yang sampai pada mereka.

Bangsa Indonesia Harusnya Belajar Pada Kish Fir’aun dan Qorun

Bangsa indonesia dengan mayoritas penganut agama islam dan lebih dari 60 persen elit bangsa ini merupakan muslim, sudah selayaknya menjadi elit yang mampu mengajak pada kemajuan dan menjadi teladan untuk menciptakan peradaban yang baik, dengan menjadikan agama sebagai dasar dari pijakan. Untuk bisa menjadi elit yang mampu membawa kemajuan dan menciptakan peradaban yang baik sudah menjadi keharusan bagi para elit untuk menyadari bahwa kekuasaan, harta dan ilmu yang dimilikinya merupakan anugrah dan amanah dari Tuhan dan tidak memasukkannya kedalam hati mereka, dan menggunakan kekuasaan, harta dan ilmunya untuk kemaslahatan ummat dan bangsa, serta tidak mengikuti keinginan  dan kepentingan pribadi dan golongannya,  sehingga tidak akan timbul sifat angkuh dan congkak dalam dirinya.

Namun akan berbeda ceritanya jika yang menjadi Pemimpin dan elit bangsa ini merupakan mereka yang menganggap ketiga kriteria di dalam diri mereka bukan sebagai amanah, Qarun misalnya yang menganggap hartanya sebagai pemberian Tuhan untuknya sebab usahanya, sehingga hilanglah sifat dermawan dalam dirinya atau Haman cendikiawan Fir’aun yang senantiasa setia membantu Fir’aun dalam berbuat dzalim pada rakyatnya dengan pengetahuannya

Muhammad Izul Ridho, Kader KAMMI Komisariat Al-Khairat Pamekasan.

Muhammad Izul Ridho
Muhammad Izul Ridho
Alumni Pascasarjana UIN Khas Jember, Pengajar di PP. Mahfilud Duror II Suger Kidul Jember.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru