Dengarkan artikel ini
Pertanyaan Untuk (para) Wiraswasta HTI
Oleh: Jamil Abdul Aziz*
Jika mendirikan negara Islam adalah misi paling penting dan paling utama dari Tuhan, mengapa seorang Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak (personality) suatu masyarakat, bukan untuk mendirikan sebuah negara (institusi) dalam suatu sistem masyarakat?
Jika khalifah empat saja bisa wafat dibunuh oleh orang yang bertitel Islam, bagaimana kamu bisa yakin dan menjamin 1000% bahwa membangun khilafah adalah solusi paling tepat dalam menciptakan keamanan dan kesejahteraan bersama?
Islam adalah jalan menuju keselamatan seluruh umat manusia dan seorang muslim adalah mereka yang mampu memberi keselamatan pada sesama. Lalu, dengan cara merebut kekuasaan yang sah kah seperti di Syiria yang berdampak banyaknya korban anak-anak yang tak berdosa masih dapat disebut sebagai perjuangan menuju keislaman, menuju keselamatan, menuju kesejahteraan?
Rakyat tidak butuh buletin-buletin berisi propaganda yang sering kau sebar tiap hari Jumat di seantero Masjid di Indonesia. Lebih baik, dana buletin dialokasikan untuk dana pendidikan & kesehatan rakyat yang tidak mampu. Itu jauh akan lebih berguna dan lebih Islam. Dana buat buletin itu cukup banyak dan belum habis kan?.
Suatu ketika, di tahun 2012, saya pernah diajak seorang teman mengikuti seminar kewirausahaan di salah satu kampus besar di Bogor-Jawa Barat, tentu saat itu saya begitu bersemangat menerima tawaran itu. Semangat karena membayangkan akan banyak ilmu dan wawasan yang akan saya dapatkan dari acara tersebut. Tapi, nyatanya ketika semua peserta sudah berkumpul, pemateri malah berbusa-busa membahas bahwa Pancasila adalah asas yang menyesatkan. Demokrasi adalah sumber penderitaan rakyat, dan tuduhan-tuduhan miring lainnya. Sampai akhirnya menyatakan bahwa menegakkan negara Islam adalah satu-satunya jalan, satu-satunya solusi.
Tapi, dari seminar tersebut saya jadi mengerti satu hal, yaitu ternyata bagi golongan HTI menegakkan negara Islam itu adalah salah satu bentuk wirausaha. Jika benar, maka kamu lebih cocok dipanggil “wiraswasta khilafah” daripada “pejuang khilafah”.
Eh, btw sudah laku banyak ya jualan khilafahnya?
Ko, masih saja nampak kurang bahagia 😀
Sekian,
Terima kasih
*Penulis adalah seorang PNS (Pegawai NU Sipil)
