Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Riyadh – Pasukan pertahanan Arab Saudi mencegat rudal balistik di atas kota Najran pada Jumat pagi (26/3). Najran adalah kota di barat daya Arab Saudi dekat perbatasan Yaman.
Koalisi Arab kemudian mengkonfirmasi bahwa satu rudal balistik mereka cegat di atas kota itu. “Houthi menargetkan objek sipil yang dilindungi hukum internasional,” ungkap pernyataan Koalisi Arab.
Serangan rudal balistik yang gagal itu terjadi kurang dari 24 jam setelah Kementerian Energi mengumumkan terminal distribusi minyak bumi di Jazan terkena proyektil Houthi, menyebabkan terbakar.
Pertahanan udara Saudi juga mencegat dan menghancurkan delapan drone peledak. Drone yang Houthi lunsurkan ini menargetkan wilayah sipil di Arab Saudi pada Kamis.
“Serangan milisi Houthi di terminal distribusi minyak bumi di Jazan Arab Saudi mengkonfirmasi penolakan kelompok tersebut terhadap semua upaya perdamaian yang dilakukan Kerajaan,” ungkap pernyataan Kementerian Pertahanan Saudi, dikutip Saudi Press Agency (SPA).
Serangan Rudal Balistik Houthi dan Memuncaknya Krisis Turki
“Serangan ini mengkonfirmasi penolakan milisi Houthi terhadap semua upaya politik untuk mengakhiri krisis,” papar juru bicara Kementerian Pertahanan Kolonel Turki al-Malki.
“Serangan Houthi di stasiun distribusi minyak pada Kamis malam adalah pengecut dan tidak hanya menargetkan Arab Saudi dan fasilitas ekonominya, tetapi juga menargetkan ekonomi global, keamanan ekspor minyak, dan stabilitas pasokan minyak,” ungkap pernyataan al-Maliki.
Awal pekan ini, Arab Saudi mengusulkan inisiatif perdamaian baru untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung di Yaman antara pemerintah yang diakui secara internasional dan Houthi yang didukung Iran.
“Inisiatif baru termasuk gencatan senjata nasional yang akan dilaksanakan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Riyadh pada Senin.
 yang akan meledak di Najd.){kind=link}