26.7 C
Jakarta

Perlunya Moderasi Beragama untuk Cegah Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalPerlunya Moderasi Beragama untuk Cegah Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Moderasi agama adalah suatu kebutuhan di tengah-tengah krisis humanisme dan isu radikalisme saat ini. Peran pemuda sangat dibutuhkan untuk memberikan pencerahan kepada sesama pemuda.

Demikian disampaikan Ketua Umum PB Pengurus Besar Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (PB IKAMI Sulsel) Muh Iqra Zulfikar Wisnu saat webinar “Moderasi Beragama dan Kebangsaan Bagi Kalangan Millenial,” Sabtu, 12 Maret 2022, melalui zoom meeting.

Dia menyatakan, di dalam Alquran terdapat berbagai perintah agar tidak merusak hubungan sosial dengan alasan berbagai perbedaan. Misalnya ada ayat yang melarang kita untuk memaki simbol-simbol sakral agama lain.

“Karena itu setiap manusia harus menciptakan ekosistem untuk menguatkan moderasi beragama yang dimulai dari cakupan peran keluarga, peran masyarakat, peran lomba pendidikan, peran lembaga keagamaan, peran media, peran negara,” bebernya.

Hidup di Indonesia juga berdasarkan asas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang tujuannya tidak jauh beda dengan tujuan Islam.

BACA JUGA  Bahas Kebobrokan Negara, Ribuan Pemuda Mengikuti Indoktrinasi HTI di TMII

Persoalannya adalah, banyak penceramah-penceramah agama yang justru konfrontatif terhadap berbagai perbedaan dan fenomena kebudayaan.

“Ini harus dihindari dan digantikan dengan alat dakwah yang lebih baik, seperti para wali,yang didukung oleh lebih intens lagi ormas-ormas agama dan lembaga-lembaga pendidikan agama,” sambungnya.

Artinya harus melakukan penguatan kembali elemen-elemen yang sudah disahkan hingga yang dibentuk pemerintah seperti Forum Kerukunan Umat Beragama, pembentukan tim pokja, penyuluhan toleransi beragama dan Lembaga Anti-Terorisme lainnya.
Ketua BPET MUI Pusat Muh Syauqillah, menjelaskan banyak kasus radikalisme ternyata adalah kalangan muda. Ini harus disadarai oleh kita semua.

Dan Global Terorisme Indeks 2020, ini berkaitan dengan metode rekruitmen. Salah satunya adalah melalui online propaganda yang meliputi rekruitmen, propaganda, pendanan,pelatihan, konsolidasi, perencanaan dan pembaiatan, famili dan pertemanan.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru