Harakatuna.com. Jakarta – Perkuat moderasi beragama Kementerian Agama (Kemenag) ikhtiar mulai dari dalam negeri hingga ke dunia Internasional. Program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini mulai ditawarkan kepada dunia Islam sebagai solusi membendung ektremisme dan terorisme. Hal ini diharapkan dapat memperkuat moderasi beragama yang sedang dicanangkan.
Moderasi beragama akan tampak wujudnya apabila sikap, pemahaman serta tindakan dalam beragama dilakukan secara bijaksana.
“Untuk mengatasi dan membendung ekstrimisme dalam beragama, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan penguatan moderasi beragama. Kebijakan ini bertujuan untuk memoderasi paham, sikap dan tindakan yang ekstrem dalam beragama, baik ekstrem kanan maupun kiri,” kata Menag Gus Yaqut yang disampaikan Staf Ahli Menteri Agama bidang Hukum dan HAM Prof Dr Abu Rokhmad dalam Konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh The World Muslim Communities Council (al-Majlis al-‘Alami li al-Mujtama’at al-Muslimah) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE), 8 – 9 Mei 2022.
“Untuk mengatasi dan membendung ekstrimisme dalam beragama, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan penguatan moderasi beragama. Kebijakan ini bertujuan untuk memoderasi paham, sikap dan tindakan yang ekstrem dalam beragama, baik ekstrem kanan maupun kiri,” kata Menag Gus Yaqut yang disampaikan Staf Ahli Menteri Agama bidang Hukum dan HAM Prof Dr Abu Rokhmad dalam Konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh The World Muslim Communities Council (al-Majlis al-‘Alami li al-Mujtama’at al-Muslimah) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE), 8 – 9 Mei 2022.
Konferensi tersebut dibuka Menteri Toleransi dan Koeksistensi UAE Sheikh Nahyan bin Mubarak al-Nahyan. Dalam sambutannya, al-Nahyan menekankan pentingnya berbagai kajian dan upaya dalam mewujudkan persatuan Islam di seluruh dunia.
Ketua The World Muslim Communities Council Ali Rasyid al-Nuaimi selaku penyelenggara konferensi ini menyatakan, persatuan Islam merupakan hal terpenting yang mendominasi pikiran umat Islam sekarang ini. Pada mulanya, persatuan Islam di era modern merupakan isu intelektual yang menginspirasi dunia Islam untuk melepaskan diri dari kolonialisme.
“Pascakolonialisme, dunia Islam mengalami berbagai perubahan mendasar dalam bidang sosial, politik dan juga intelektual serta lahirnya partai-partai politik yang mengadopsi Islam, membuat konsep persatuan Islam menjadi tidak begitu jelas lagi. Konferensi itu akan membahas realitas persatuan Islam dari berbagai sudut beserta seluruh tantangan yang dihadapinya” jelas al-Nuaimi