26.3 C
Jakarta

Perkembangan Terkini Teroris di Indonesia

Artikel Trending

EditorialPerkembangan Terkini Teroris di Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Perkembangan terorisme di Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan baik modus, kuantitas maupun kualitasnya. Sejak NII (Negara Islam Indonesia) bangkrut namun banyak kelompok-kelompok teroris yang mulai bermunculan di Indonesia.

Terungkap fakta munculnya ragam teroris baru karena adanya keterkaitan jaringan kelompok teroris lokal dengan jaringan internasional. Misalnya, ISIS dan Al-Qaeda masuk dan mulai menyebarkan sayapnya di Indonesia, menjadi seperti Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Mujahidin Indonesia Timur atau MIT Poso, dan lainnya.

Meskipun hari ini bisa dibilang mulai landai dan mengalami penuruan tren (fase decline), namun aktivitas teroris tetap terus ada. Mereka terfragmentasi menjadi kelompok-kelompok kecil dan mendiami di beberapa sudut wilayah yang aman dari pantauan polisi dan Densus 88.

Fase ini kemudian dimanfaatkan oleh mereka sebagai garapan untuk mendaur ulang strategi dan aktivitas terorismenya dari bawah. Fase landai ini bisa jadi dijadikan titik balik untuk membentuk kekuatan dari kelompok teroris. Bisa saja mereka membidik dan memanfaatkan ideologinya untuk kemudian dijadikan alasan merekrut masyarakat yang labil sehingga nantinya, masyarakat-masyarakat ini menjadi pejuang fanatik mereka.

Oleh sebab itu, kelandaian ini sebenarnya adalah tantangan bagi Indonesia. Jangan sampai fase landai ini malah berakibat fatal karena sikap teledor atau lalai baik dari pemegang kekuasaan, pengaman dan masyarakat. Sebab, sejarah membuktikan ketika kelalaian akan teroris, yang terjadi kelompok teroris ini malah menjadi-jadi.

Misalnya, lemahnya pengawan sistem keamanan kawasan, dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk penyelundupkan senjata api masuk ke Indonesia dengan sasaran kelompok teroris yang ada di daerah-daerah konflik seperti Aceh dan Poso.

Setelah ditelisik, ternyata ini adalah permainan strategi yang dicoba dibangun dari kelompok teroris. Mereka, seperti kelompok-kelompok Abu Sayyaf di Filipina disinyalir berjejaring dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah di Indonesia. Kita tahu, kelompok teroris Jemaah Islamiyah adalah jaringan teroris internasional yang lahir di wilayah Johor Malaysia pada tahun 1995.

BACA JUGA  Strategi Kontra-Radikalisasi Berbasis Keadilan Hukum

Selain itu, kondisi teroris hari ini mencemaskan. Sebab masih banyak para teroris yang akan bebas keluar dari tahanan tetapi tidak berubah alias masih berada dalam cengkraman paham teroris. Mereka akan bebas murni dengan masih terkontaminasi paham teroris dan tidak sedikitpun mencintai NKRI.

Oleh karena itu, mereka bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Mereka ini bisa berpeluang untuk re-grouping pada jaringan radikal teror. Maka, selain ancaman terorisme yang pasif dan berajalan dari bawah, terorisme bisa muncul akibat dari mereka yang masih memegang teguh idealisme paham teror. Ini yang bisa mengancam dan merobek sendi-sendi keumatan dan kehidupan berbangsa.

Faktor lain mengapa teroris bisa saja berpeluang besar kembali, karena alasan sakit hati. Keluarga Napiter yang mengalami residual penangkapan menyimpan dendam dan kebencian terhadap aparat keamanan atau yang menjadi representasi negara yang telah menangkap kerabat keluarga bapak-ibu dari mereka. Apalagi orang-orang yang sakit ini dibiayai oleh lembaga filantropi yang memang bergerak dalam jaringan teror. Ini nantinya sangat dahsyat dampaknya.

Oleh sebab itu, kondisi ini perlu ditangani secara bijak. Untuk mencegah dan menanggulangi segala bentuk tindakan dan kegiatan teroris yang pasif ini, pemerintah Indonesia perlu menyikapi fenomena ini secara arif, menganilisis berbagai aspek kehidupan teroris dari sisi terdalam (keluarga-anak) guna memerangi aksi terorisme secara keadaban dan tuntas.

Dengan cara pendekatan terhadap para napi dan keluarga napi, para teroris ini bisa saja kembali pada pangkuan NKRI secara suka rela (bukan berbasis bisnis), seperti terjadi pada banyak napi. Namun yang perlu dilakukan hari ini adalah bagaimana mengantisipasi agar kelompok teroris tidak bermunculan dan mengancam dinamika kehidupan bangsa Indonesia.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru