26.8 C
Jakarta

Peran Urgen Perempuan dalam Kontra-Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme

Artikel Trending

KhazanahPerempuanPeran Urgen Perempuan dalam Kontra-Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Radikalisme, ekstremisme, dan terorisme merupakan salah satu problematika sangat serius bagi dunia global. Tak sekadar itu, terorisme telah menjadi salah satu partisipan utama munculnya keresahan masyarakat dan menjadi penyumbang setia untuk kehancuran sebuah negara di seluruh dunia.

Meski demikian, di tengah-tengah ancaman ini, perempuan telah banyak memainkan sebuah peran penting dalam melawan gerakan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Terlepas dari stereotipe di mana suara perempuan sering tak dihargai dan menjadi penghalang atas partisipasi mereka, tetapi mereka telah menunjukkan keberanian dan ketegasannya dalam menghadapi serta melawan gerakan-gerakan berbau ideologi yang merusak moral bangsa.

Lantas, peran seperti apa yang dilakukan oleh seorang perempuan, hingga dapat mencegah, melawan, serta menghadapi gerakan-gerakan tersebut? Dari dahulu hingga sekarang sebuah klaim terhadap seorang perempuan dianggap lemah, hanya bisa bergantung pada laki-laki.

Perempuan dianggapnya hanya sebagai sosok yang cuma bisa masak, manak, dan macak. Bahkan, tak jarang malah perempuan menjadi salah satu korban terhadap gerakan-gerakan yang memiliki sebuah ideologi merusak moralitas bangsa tersebut.

Peran penting seorang perempuan dalam melawan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme sangatlah penting dan dibutuhkan. Pertama, perempuan dapat mengenali dan cukup peka terhadap sebuah indikasi yang dapat memengaruhi gerakan-gerakan tersebut, serta mereka dapat membantu mengidentifikasi perekrutan kader dan penyebaran ideologi yang merugikan tersebut.

Dengan adanya isu-isu yang selalu berdesis di media massa tentang radikalisme, terorisme, dan gerakan yang ekstremisme seorang perempuan yang cenderung menjadi seorang ibu dalam rumah tangga pastinya ia dapat memberikan dukungan secara moral dan emosional khususnya bagi keluarganya dan secara luas bagi masyarakat yang terkena dampak dari  gerakan-gerakan yang berbahaya tersebut.

Kedua, perempuan dapat memainkan sebuah peran penting dalam melawan narasi-narasi tentang gerakan tersebut dengan menjadi seorang narator penting dalam memberikan pemahaman dan pejelasan dengan perspektif yang berbeda terkait narasi-narasi radikalisme dan memberikan pendidikan serta penjelasan dengan nilai-nilai kebhinekaan untuk menghambat serta mencegah penyebaran ideologi perusak.

BACA JUGA  Mindset Misogini, Dalang di Balik Terorisme Global

Ketiga, perempuan  dapat menjadi peran penting dalam memperkuat perdamaian dan kemananan secara global dengan membantu pembangunan jaringan dan hubungan antar masyarakat demi mecegah sebuah konflik dan memprosikan perdamaian.

Selain hal tersebut perempuan juga berkontribusi dalam upaya melindungi HAM dan kebebasan bernegara terutama dalam kasus-kasus ketimpangan gender dan diskriminasi. Melalui usaha tersebut para perempuan dapat memperkuat keamanan global dengan mempromosikan perdamaian dan keadilan.

Perempuan pun juga masih menjadi salah satu korban kekerasan dan diskriminasi yang terkait dengan radikalisme. Oleh karena itu, diperlukan lah sebuah upaya yang lebih besar perihal keikutsertaan dan keterlibatan perempuan dalam memengaruhi suatu kebijakan keamanan dan mencegah penyebaran ideologi-ideologi yang merusak bangsa dan negara.

Meski perempuan dapat melawan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme dengan pelbagai cara yang telah disebutkan di atas, tetapi kesenjangan gender yang selalu menjadikan perempuan sebatas sebagai objek subordinat masih acap hadir dan menghantui mereka.

Tak luput pula, dengan kurangnya akses bagi wanita dalam pengambilan sebuah proses keputusan untuk melawan gerakan-gerakan yang membahayakan nilai-nilai kebhinekaan dan dapat merusak moralitas bangsa dan masih sulitnya bagi perempuan untuk dapat memengaruhi kebijakan keamanan. Hal ini menjadi salah satu tantangan bagi perempuan dan menjadi problem yang harus diatasi.

Dengan demikian, maka  perlu adanya sebuah pendekatan yang inklusif dan yang berbasis HAM dalam upaya pemberantasan dan perlawanan terhadap gerakan-gerakan tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka perempan berhak untuk diberikan kesempatan untuk  berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan dapat memengaruhi sebuah kebijakan keamanan.

Di samping hal itu, perlu adanya sebuah pendidikan dan peningkatan kesadaran diri untuk mengenali tanda-tanda radikalisme, ekstremisme, dan terorisme  dan cara untuk melawan gerakan-gerakan yang memiliki sebuah ideologi yang merusak itu. Oleh karena itu, peran seorang perempuan harus diapresiasi dan diperkuat dalam melawan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme, dengan adanya hal tersebut maka dapat lah tercipta sebuah masyarakat yang aman, damai, dan dapat inklusif bagi semua.

Ibnu Nurrochim
Ibnu Nurrochim
Peminat kajian filsafat, dianoia, dan peminat kajian buku

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru