Harakatuna.com. Jakarta – Pengamat terorisme Universitas Tadulako (Untad) Prof Muh Khairil mengapresiasi kinerja aparat dalam menumpas habis kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Hal itu pihaknya samoaikan dalam seiring dengan tewasnya Askar alias Jaid alias Pak Guru sebagai DPO terakhir dalam kontak tembak pada 29 September 2022.
Menurutnya, aparat telah berusaha bekerja maksimal menumpas radikalisme dan terorisme. Sejauh ini aparat telah berupaya menjaga perdamaian, ketentraman, kerukunan dan perdamaian di tanah air.
“Apresiasi kepada aparat atas kerja keras dan kerja bersama tanpa lelah untuk mewujudkan damai di Poso. Kedamaian yang saat ini telah dirasakan bersama di Poso tidak lepas dari sinergi bersama seluruh lapisan masyarakat,” ujar Prof Khairil, Minggu (2/10/2022).
Meski demikian, bakal calon Rektor Untad itu menyebut radikalisme tetap menjadi ancaman laten secara global. Termasuk di Sulawesi Tengah dan bebarapa daerah lain perlu terus diwaspadai dan cegahh oleh seluruh elemen masyarakat.
Sehingga ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memerangi radikalisme agar tak ada lagi kelompok teror sesudah MIT. Bukan suatu hal yang mustahil ledakan terorisme kepan saja kembali terjadi ketika masyarakat lengah.
“Potensi bibit radikalisme sebagai cikal tindak terorisme terus menjadi kewaspadaan. Kesadaran akan toleransi, wawasan kebangsaan dan spirit pancasila juga nilai nilai agama serta budaya akan menjadi perekat untuk kita semua sinergi dalam harmoni,” ucap Prof Khairil.