30.1 C
Jakarta

Pengamat Sebut KDW Jadi Pemasok Bahan Peledak Bom untuk Teroris Indonesia

Artikel Trending

AkhbarNasionalPengamat Sebut KDW Jadi Pemasok Bahan Peledak Bom untuk Teroris Indonesia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Baru-baru ini viral pemberitaan penangkapan terduga teroris KDW (Krisna Dwi Wardhana) dan menariknya Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Centre, Ken Setiawan mengungkapkan jika selama ini KDW memiliki peran vital menjadi pemasok bahan peledak atau bom bagi teroris.

“Krisna Dwi Wardhana alias Abu Aliyah Al Indunisy adalah pria asal Sumatera Barat penyuplai bahan bahan kimia yang digunakan untuk membuat bahan peledak bom oleh sejumlah tersangka terorisme,” tegas Ken Setiawan, Sabtu (19/6/2021).
Ken mengatakan, KDW adalah lulusan Universitas Indonesia. Dia lulus setelah 3 tahun menimba ilmu di jurusan Kimia FMIPA UI.

KDW juga memiliki channel YouTube yang membagikan video-video tata cara permainan kimia atau apapun tentang kimia.

Dan di dalam akun YouTube milik KDW tersebut banyak unggahan video-video tentang eksperimen mengenai uji coba meracik bahan kimia yang dapat menjadi sebuah referensi untuk membuat bahan peledak bom.

Saat penangkapan, tim juga mengamankan sejumlah barang bukti, yakni; satu buah buku The Mujahideen Poisons Handbook, 10 lembar black dolar, Potassium Klorat (KClO3), Sulfur (S) dan Aluminium (Al) yang merupakan bahan baku bahan peledak berkekuatan rendah (low explosive) flash powder.

Menurut Ken Setiawan, pergerakan kelompok radikal di Sumatera Barat memang agak unik, hampir sama dengan Aceh.

“Ada pergerakan kelompok bersifat ideologis dan ada juga yang biologis, karena ada sejarah kelam masa lalu dengan pemerintah yang mempengaruhi,” jelasnya.

BACA JUGA  Ketua MPR RI Minta Para Guru Harus Mampu Cegah Penyebaran Radikalisme

Ken menyayangkan lemahnya pengawasan peredaran senjata dan bahan peledak (sendak) yang dinilai sangat berbahaya, sebab dimanfaatkan betul oleh kelompok radikalisme untuk melakukan aksi teror.

Bahkan Ken mencium aroma bahwa saat ini ada oknum kelompok radikal dalam melakukan kegiatan latihan mulai terbuka dengan bergabung ke Perbakin

“Jadi latihan menembak tidak perlu sembunyi-sembunyi di hutan lagi, tapi legal dan bisa ikut pertandingan menembak di tingkat daerah maupun nasional,” tandasnya.

Kasus penembakan wanita di Mabes Polri menurut Ken harusnya dijadikan pelajaran dan evaluasi bahwa kelompok radikal kini tak perlu bergabung dan berbaiat dengan suatu kelompok tertentu.

“Cukup belajar di media sosial, yang penting sudah punya modal kebencian kepada aparat dan pemerintah, punya keberanian, maka bisa melakukan aksi teror lone wolf, ini yang kadang tidak termonitor oleh pantauan aparat kerena berdiri sendiri,” tukasnya.

Sebagai informasi, KDW ditangkap tim Densus 88 di Komplek Perumahan Indrapasta Bogor, pada Senin (14/6/2021) sekitar pukul 10.43 WIB.

Berdasar keterangan, KDW memasok bahan peledak bom kepada empat tersangka teroris yang telah ditangkap Densus 88, salah satunya adalah pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar beberapa waktu lalu. KDW memiliki sejumlah website dan akun E-Commerce untuk menjajakan bahan peledak bom yang digunakan para teroris.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru