34.3 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Teroris (XIV): Seorang Mantan Teroris yang Mendapat Hidayah

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Teroris (XIV): Seorang Mantan Teroris yang Mendapat Hidayah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Islam adalah agama semitik yang memiliki klaim kebenaran dibandingkan agama yang lain. Klaim ini disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 19: Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.

Klaim kebenaran agama Islam menguatkanku berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Aku percaya, dakwah adalah salah satu perintah agama yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Disebutkan dalam surah an-Nahl ayat 125: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sayang, inilah yang membuat aku menyesal sekarang, dakwah yang aku tekuni bukanlah dakwah yang dibenarkan oleh Islam. Aku terjebak masuk ke dalam dakwah para teroris. Dakwah, bagi mereka, hendaknya dilakukan dengan cara-cara kekerasan, seperti pengeboman, bom bunuh diri, dan seterusnya. Aku mengikuti saja, tanpa banyak berpikir.

Kesalahan dakwah ini sebenarnya telah disebutkan dalam Islam. Islam tidak menghendaki dakwah dilakukan dengan jalan kekerasan, karena cara semacam ini tidak menghadirkan kemaslahatan, malah menambah kemafsadatan. Sebut saja, perpecahan, rusaknya management bumi, timbulnya ketakutan di benak masyarakat, dan seterusnya.

Teknik dakwah yang paling sederhana dapat dipahami pada surah Ali Imran ayat 159: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Dakwah itu, seperti yang disebutkan pada ayat 159, dilakukan dengan cara lemah lembut (rahmah). Seandainya dakwah Nabi Muhammad Saw. dilakukan dengan cara kekerasan seperti yang dilakukan kelompok teroris, niscaya umat beliau akan menghindar. Sesungguhnya, dakwah itu sesuatu yang baik, tapi cara yang dilakukan kelompok teroris adalah keliru.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVII): Aksi dan Dukungan terhadap Eks Napiter Salsa Bangkit dari Stigma Teroris

Kesalahanku masuk ke dalam kelompok teroris telah mengorbankan dan merugikan banyak orang, termasuk keluarga sendiri. Aku masih ingat kehadiranku tidak diterima di tengah masyarakat. Aku pernah diusir dari kampungku sendiri kurang lebih lima kali. Karena, masyarakat khawatir dengan kehadiranku. Mereka mengira kehadiranku adalah ancaman.

Bahkan, keluargaku, semisal istri dan dua anakku, hidup dalam keterbatasan. Aku tidak pernah memberi nafkah. Karena, aku disibukkan dengan dakwah yang keliru itu. Aku menyesal tidak menjadi imam yang baik dalam keluarga. Aku telah mengabaikan amanah yang dititipkan Tuhan dan kepercayaan mertuaku. Aku tidak tahu dengan cara apa aku bisa menghapus kesalahan ini sekarang.

Aku mulai sadar dakwah para teroris itu keliru alias zalim, semenjak Tuhan mengingatkanku dengan sebuah hukuman penjara. Sehingga, aku terus merenung segala perbuatan yang sudah-sudah. Sebuah hidayah tetiba menyelusup ke dalam sanubari, sehingga aku sadar semua yang telah aku perjuangkan dari kemarin tidak benar. Aku bersyukur, Tuhan masih memberikan hidayah-Nya saat aku masih hidup, sehingga aku sempat bertobat.

Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sudah-sudah yang jelas itu perbuatan keliru dan melanggar nilai-nilai agama yang memperjuangkan cinta dan kasih sayang. Apalagi anak pertamaku mengingatkanku berhenti bergabung dengan kelompok picik itu. Terorisme, bagiku, bukanlah paham yang benar. Terorisme hanyalah politik yang mengatasnamakan Islam. Hindari terorisme sebelum kalian terlambat.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini dinarasikan dari cerita mantan teroris Sofyan Tsauri yang dimuat di JawaPos.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru