Harakatuna.com. Jakarta – Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center, Ken Setiawan menyebut Indonesia darurat radikalisme. Menurut Ken, para kelompok intoleran dan radikalisme memang belum beraksi. Namun, sudah sepatutnya diwaspadai karena mereka calon teroris.
“Indonesia sudah darurat radikalisme. Memang kelompok intoleran dan radikalisme ini belum melakukan aksi terorisme, tetapi mereka adalah bibit dan calon teroris,” kata Ken, Senin (14/2/2022).
Menurutnya, pelaku terorisme menganggap Pancasila sebagai tagut. “Idola mereka adalah Negara Islam atau Khilafah,” katanya.
Diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat terduga teroris di Jawa Tengah. Keempat terduga teroris diamankan di Sukoharjo, Batang dan Sragen. Ken mengapresiasi penangkapan oleh Densus 88 tersebut.
Tindakan teror tidak serta merta terjadi begitu saja. Akan tetapi telah melalui proses ideologisasi dan indoktrinasi yang cukup panjang. “Ini sebagai upaya pencegahan keras terhadap terduga teroris di beberapa daerah Indonesia sebelum melakukan aksinya,” kata Ken Setiawan.
Dia mengatakan terorisme di Indonesia tidak akan berakhir apabila negara tidak tegas memberantas bibit terorisme. Pihaknya menyebutkan bahwa radikalisme berawal dari paham intoleran dan radikal yang selama telah menjangkit sebagian masyarakat Indonesia.
Menurut pengamatannya, bibit paham radikal telah masuk kesemua line kehidupan masyarakat. Karenanya perlu terus untuk diantisipasi.
“Bibit terorisme ini sudah masuk ke semua lini masyarakat, termasuk kalangan pendidikan, ASN, TNI Polri, bahkan sudah masuk lembaga MUI yang seharusnya menjadi teladan masyarakat,” tuturnya.