30.8 C
Jakarta
spot_img

Pencegahan Terorisme: Pentingnya Pelibatan Ormas di Tataran Akar Rumput

Artikel Trending

KhazanahTelaahPencegahan Terorisme: Pentingnya Pelibatan Ormas di Tataran Akar Rumput
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com Tahun 2024, bisa dikatakan sebagai tahun yang aman-aman saja. Sebab tidak ada serangan teror yang mengguncang keamanaan nasional. Kondisi ini menunjukkan keberhasilan terhadap pemberantasan terorisme di Indonesia. Meski begitu, serangan yang terjadi di Jerman dan AS yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, menjadi salah satu warning bagi Indonesia untuk terus melakukan upaya penanganan keamanan ataupun pencegahan terhadap terorisme. Tidak hanya itu, kemenangan kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), di Suriah pada awal Desember lalu yang berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad, memengaruhi gerakan terorisme di Indonesia.

Keberhasilan HTS bisa menjadi inspirasi kelompok radikal di Indonesia dengan alasan bahwa, perjuangan bersenjata hari ini masih sangat relevan untuk menggulingkan sebuah pemerintahan. Narasi-narasi jihad global bisa dipastikan akan mengemuka, sehingga hal ini menjadi ancaman bagi perkembangan terorisme di Indonesia. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Pemanfaatan teknologi melalui platform media online, menjadi salah satu alternatif untuk menyebarkan propaganda. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan kapasitas teknologi dan sumber daya manusia dalam mengantisipasi ancaman ruang digital. Menangani pergerakan terorisme lintas negara, menjadi tantangan utama bagi pemerintah. Sebab strategi licik para teroris untuk menyebarkan terorisme, dalam pemanfaatan teknologi semakin sulit untuk dijangkau.

Melihat fenomena tersebut, kita semua tidak boleh lengah. Pemerintah perlu untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai instansi, serta pelibatan masyarakat sipil dalam upaya pencegahan radikalisme/terorisme di akar rumput.

BACA JUGA  Di Balik Perayaan Imlek: Teladan Gus Dur Wajib Dilanjutkan

Pelibatan Ormas Akar Rumput

Masalah terorisme sampai hari ini masih menjadi masalah elit. Narasi propaganda yang mengatakan bahwa, terorisme adalah produk pemerintah sekuler dan diciptakan oleh AS, masih terus bergulir di masyarakat. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan pada tatanan masyarakat akar rumput untuk melakukan pencegahan penyebaran radikalisme/terorisme, perlu untuk diperkuat dengan berbagai pendekatan soft power kepada masyarakat akar rumput. Organisasi seperti NU & Muhammadiyah, memiliki basis massa yang sangat besar pada tataran bawah, mulai dari tingkat dusun, desa, kecamatan, hingga kabupaten.

Mereka adalah aset besar dalam melakukan upaya pencegahan radikal/terorisme. Pengajian yang dilakukan di berbagai tingkat organisasi, kaderisasi yang dilakukan di masing-masing organisasi perlu untuk menyelipkan materi tentang bahaya terorisme/radikalisme. Moderasi beragama, bisa masuk pada materi kaderisasi organisasi. Pemerintah harus memonitoring betul organisasi seperti NU & Muhammadiyah, dalam menyebarkan Islam yang ramah. Dengan begitu, pelibatan organisasi dalam masalah kebangsaan ini, bisa maksimal karena sudah dikawal betul oleh pemerintah.

Baik NU dan Muhammadiyah, ketika dilibatkan dalam upaya pencegahan radikalisme/terorisme, memiliki kreativitas tersendiri untuk melawan infiltrasi ideologi radikal, salah satunya dengan pemanfaatan ruang digital dengan maksimal. Dengan begitu, NU & Muhammadiyah harus digandeng bersama untuk melawan terorisme. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru