26.1 C
Jakarta

Guru Besar Unpad Minta Pemuka Agama Bina Napiter Terorisme

Artikel Trending

AkhbarNasionalGuru Besar Unpad Minta Pemuka Agama Bina Napiter Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Romli Atmasasmita meminta tokoh agama terutama yang berkomitmen terhadap Pancasila dan UUD 1945 untuk turun ke Lembaga Pemasyarakatan dan membina para napiter terorisme.

Menurutnya, pembinaan ini penting sebagai upaya melawan dan mencegah penyebaran paham radikalisme yang berujung pada aksi terorisme. “Saya harapkan tokoh-tokoh agama jangan banyak bicara di TV. Turun ke bawah itu yang ada di bawah yang ditahan di penjara itu, tokoh-tokoh itu. Kalau mereka keluar (penjara) menjadi muslim yang betul-betul warga Negara Republik Indonesia,” kata Romli dalam diskusi daring ‘Organisasi dan Paham Terlarang: Ancaman Kehidupan Berbangsa’, Rabu (30/9/2020).

Napiter Terorisme Harus Dikendalikan

Romli menyatakan, aturan perundang-undangan di Indonesia sudah cukup memadai membendung penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Namun, kata Romli, aturan perundang-undangan mulai dari UU Ormas hingga UU Terorisme hanya membatasi ruang gerak penyebaran paham radikalisme atau paham lain yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

BACA JUGA  BNPT Serius Evaluasi Kinerja untuk Waspadai Pola Baru Radikalisme

Perangkat penegak hukum, terutama kepolisian hanya akan bergerak ketika ada pelanggaran. Untuk itu, menurut Romli, aturan perundang-undangan akan berjalan optimal jika dibantu dengan tokoh-tokoh agama untuk menyadarkan para terpidana terorisme. “Di Indonesia, teroris itu anak bangsa juga yang sesat. Nah ini bagaimana yang sesat menjadi tidak sesat ini bukan ahli hukum, tapi ahli agama,” katanya.

Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Romli mengatakan, pembinaan terhadap narapidana kasus terorisme masih sangat minim. Akibatnya, penyebaran paham radikalisme terus berlangsung di lingkungan lapas. Bahkan, terdapat petugas lapas yang terpapar paham radikalisme. “Kalau tidak ada pembinaan, dia bukannya semakin baik. Sudah tambah benci, makin benci lagi. Ini persoalan yang namanya menghadapi yang ancaman dari aliran-aliran pemikiran radikal ini,” katanya.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru