27.8 C
Jakarta

Pemuda Muslim Harus Berbisnis

Artikel Trending

KhazanahEkonomi SyariahPemuda Muslim Harus Berbisnis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Saat ini kalau kita perhatikan secara seksama di Indonesia banyak bermunculan berbagai peluang usaha, mulai dari yang menawarkan barang hingga jasa. Salah satu penyebab munculnya berbagai peluang usaha tersebut ialah karena laju perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat, juga di iringi menjamurnya perusahaan-perusahaan Startup di Indonesia, seperti dilansir dalam liputan6.com Teguh Sembodo, Direktur Industri Pariwisata, Dan Ekonomi Kreatif Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan bahwa ”saat ini Indonesia memiliki 992 Startup”.

Ditambah lagi munculnya peraturan baru mengenai pasar bebas di mana semua pihak memiliki kebebasan dalam beraktivitas maupun menetapkan sebuah kebijakan baik harga maupun yang lainnya tanpa paksaaan dari pihak lain atau pemerintah. Sisi positif dari sistem ini adalah dapat mendukung perkembangan ekonomi suatu Negara sebab hak perorangan diakui dan semua pihak memiliki hak kekayaan dan sumber daya produksi, kemudian dengan kebebasan yang dimiliki masyarakat, akan memunculkan berbagai macam kreativitas dan inovasi didunia perekonomian, dan dengan persaingan yang ketat akan memunculkan motivasi bagi pelaku usaha untuk selalu menghasilkan produk-produk berkualitas.

Selanjutnya sisi negatif pasar bebas yakni dengan minimnya  campur tangan pemerintah menyebabkan  eksploitasi penguasa ekonomi kepada pihak yang ekonominya lebih lemah dan membutuhkan produk dari penguasa ekonomi. Dan dengan kebebasan yang diberikan seluas-luasnya menyebabkan terjadinya monopoli yang akan menimbulkan kesenjangan ekonomi yang sangat signifikan  karena pihak dengan kekuatan ekonomi yang bagus akan mendapatkan keuntungan besar dan pihak dengan ekonomi lemah akan semakin lemah.

Pemuda sebagai agen of change, agen of social control tidak boleh tinggal diam, mereka sebagai bakal calon pengerak sekaligus pelurus bangsa harus berpikir kritis sekaligus kreatif dalam menghadapi dampak pasar bebas yang pasti akan mereka rasakan. Para pemuda harus segera mempersiapkan diri sebaik mungkin agar ketika giliran mereka tiba mereka telah siap untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.

Sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw serta beberapa sahabat seperti Usman bin Affan dan Abdurahman bin Auf, sebagai seoarng muslim mereka juga dikenal sebagai seorang pebisnis ulung. Rasulullah saw mulai belajar berdagang sejak usia 12 tahun dengan mengamati secara langsung  dan beberapa kali ikut rombongan dagang pamannya ke luar daerah Makkah. Selama karirnya sebagai seorang pebisnis, beliau dikenal sebagai seorang yang jujur sehingga beliau mendapat gelar “Al-Amin” dan hal itulah yang mengantarkan beliau  meraih sukses menjadi pebisnis ketika menginjak usia 25 tahun.

Usman bin Affan adalah seorang pebisnis sukses yang juga terkenal karena kedermawanannya. Sebuah kisah populer mengenai strategi bisnis beliau adalah setelah umat muslim hijrah dari Makkah ke Madinah, ketika itu umat muslim mengeluh karena sulitnya mendapatkan air bersih di Madinah. Dan di Madinah terdapat sebuah sumur yang airnya tak pernah kering, namun dimiliki oleh seorang Yahudi bernama Ruma. Air sumur itu ia jual kepada orang-orang Madinah, harganya pun bisa berubah sewaktu-waktu. Kemudian Usman mencoba mendekati Ruma dan mencoba bernegosiasi untuk membeli sumur itu, namun Ruma menolaknya.  Dan akhirnya melalui negosiasi yang cukup panjang Usman bin Affan berhasil mendapatkan sebagian dari kepemilikan sumur itu. Dan ia mengratiskan air sumur itu kepada seluruh masyarakat dan akhirnya karena merasa kalah sumur milik Ruma dijual seluruhnya kepada Usman.

siapa yang tidak mengenal kisah sukses Abdurahman bin Auf ketika beliau meninggalkan seluruh kekayaannya di Makkah untuk hijrah ke Madinah bersama Rasulullah. Dengan modal secukupnya beliau mulai bangkit dengan berjualan keju dan minyak samin, hingga beliau mampu menikahi seorang perempuan Anshar dengan mahar sebutir emas setara dengan sebutir kurma dan dilanjutkan walimah sederhana sesuai permintaan Rasulallah. Dan dalam beberapa waktu beliau menjadi orang kaya. Rasulallah saw sangat banga dengan kemandirian Abdurahman bin Auf dalam hal ekonomi. Nabi saw bersabda “seorang yang mencari kayu bakar lalu memanggulnya lebih baik dari pada orang yang mengemis yang kadangkala diberi atau ditolak” (H.R. Bukhari) pesan ini membuat seluruh muslimin yang ada di Madinah bangkit dan bekerja menjadi petani, pedagang dan buruh. Tak ada seorangpun yang menganggur termasuk perempuan.

 

Dari ketiga kisah diatas beberapa pelajaran yang dapat kita ambil sebagai teladan dalam berbisnis diantaranya yang paling utama adalah kejujuran. Kejujuranlah yang membawa Rasulullah saw  mencapai titik kesuksesannya dalam berdagang. Bukan tanpa sebab, dengan bekal kejujuran  beliau mampu meyakinkan pembeli untuk percaya dengan kualitas produk yang ditawarkan dan akhirnya menjadi pelanggan tetap beliau. Dan dengan bekal kejujuran, para pemilik  modal akan datang dan mempercayakan modalnya untuk dikelola. maka cukuplah kejujuaran sebagai modal awal kita. niscaya kejujuran itu akan membawa keberkahan bagi bidang usaha yang kita geluti.

Modal selanjutnya adalah kegigihan dalam mengembangkan bisnis. Betapa banyak orang-orang beripikir untuk berbisnis ini dan itu, berbagai strategi pemasaran telah bolak-balik dipelajari hingga mahir. Namun, bisnis yang di angankan tidak kunjung terwujud malah semakin terlupakan dan pada beberapa kasus pebisnis mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Karena apa? Mereka tidak mau memulai dari awal, mereka tidak mau susah. Dan hal ini sering terjadi pada pebisnis pemula yang ingin segera mencapai kesuksesan secara instan.

Pada dasarnya dalam memulai bisnis, mulailah dari bawah. Mulailah dari yang kecil, tidak perlu muluk-muluk. Bermula dari bisnis kecil-kecilan, jika dikelola dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan ia akan merangkak naik dan mulai dikenal masyarakat luas. Dan kemungkinan dari yang kecil tadi akan berubah menjadi sesuatu yang besar. Seperti sahabat Abdurahman bin Auf beliau memulai bisnisnya dengan merangkak dari bawah hingga akhirnya mencapai puncak kesuksesannya.

Dan yang tidak kalah penting adalah kesabaran, terkadang ketika kita telah memutuskan memulai sebuah usaha jalan yang kita tempuh sudah benar, kita juga telah menjaga kepercayaan para pelanggan, berbagai cara juga sudah kita lakukan untuk mempromosikan produk kita, namun belum juga membuahkan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu dalam melakukan apapun kita dituntut untuk selalu bersabar, jangan mudah patah arang. Apalagi dalam berbisnis, beberapa orang karena tidak sabaran lalu bergonta-ganti bidang dengan tujuan mengharapkan untung yang lebih besar dengan tempo waktu yang lebih cepat. Tidak lain hal ini karena terpengaruh kesuksesan orang lain dibidang tertentu, maka ia secara suka rela mengikuti orang tersebut dan malah membawa kerugian padanya, baik waktu maupun uang.

Nah, setelah kita mengetahui kiat-kiat sukses berbisnis ala Rasulullah dan para sahabat. kini giliran kita mengaplikasikannya dalam kehidupan dan mari kita mulai bisnis yang berlandaskan kejujuran, kegigihan serta kesabaran. Saat  ini Peluang bisnis terbuka begitu luasnya, dan sebagai Pemuda Muslim kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Sebab dalam berbisnis tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, dengan berbisnis dapat mendatangkan lapangan kerja baru bagi masyarakat luas dan mampu membantu mengurangi pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat  sekitar. dan jadilah sebaik-baiknya manusia, sebab manusia terbaik adalah mereka yang mampu mendatangkan manfaat bagi orang lain.

wallahu a’lam…

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru