31.7 C
Jakarta

Pemimpin Seperti Apa yang Layak Memimpin Negeri? Baca Tulisan Ini!

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanPemimpin Seperti Apa yang Layak Memimpin Negeri? Baca Tulisan Ini!
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bangsa Indonesia akhir-akhir ini sedang dihadapkan dengan persiapan pemilihan presiden tahun 2024. Masing-masing partai membentuk koalisi. Masing-masing koalisi mendeklarasikan calon presiden pilihannya.

Pada tahun lalu NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres pilihan partai. Jagat perpolitikan menjadi heboh sehingga kubu lawan menyerang dengan politik identitas. Baru saja kemarin bertepatan dengan hari lebaran PDI-P mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres pilihannya. Tak kalah juga, Partai Gerindra mencalonkan ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai capres juga.

Di tengah sibuknya partai politik mencalonkan capres pilihannya, ada satu hal yang harus lebih diperhatikan dan diperjuangkan dibandingkan politik itu sendiri, yaitu nasionalisme. Apa sebenarnya nasionalisme itu? Sikap kecintaan terhadap tanah air atau tempat di mana seseorang dilahirkan dan dibesarkan adalah nasionalisme itu sendiri. Indonesia butuh pemimpin yang berjiwa nasionalis seperti itu.

Memang tidak mudah menentukan capres yang mana yang nasionalis dan lebih nasionalis. Karena, semua capres pasti mengaku dirinya paling nasionalis. Yang tahu sebenarnya, hanyalah Tuhan dan pribadi orang tersebut. Karena, sulit sekali mengetahui isi hati seseorang.

Paling tidak Islam menyarankan untuk melakukan istirahat, baik dengan shalat atau yang lain, sebelum menentukan pilihan terhadap capres tersebut. Dengan istikharah ini Tuhan akan membimbing kita menentukan pilihan yang benar sehingga pemimpin itu mampu mengantarkan kita menjadi bangsa yang beradab dan menjaga negara dari paham radikal.

BACA JUGA  Berpuasalah, Agar Kamu Selamat dari Kejahatan Radikalisme

Setelah istikharah, kita perlu memperhatikan keilmuan masing-masing capres: mana yang paling cerdas? Kecerdasan itu adalah aset untuk membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Bukankah Nabi Muhammad Saw. berhasil memimpikan suatu negara karena kecerdasannya?

Selain kecerdasan adalah amanah terhadap tanggung jawab sebagai pemimpin suatu negara. Jangan sampai amanah itu disalahgunakan. Menghianati amanah itu bukan hanya menghianati rakyat, tapi menghianati Tuhan. Karena negara ini adalah titipan Tuhan kepada manusia sebagai khalifah, sehingga wajib merawatnya.

Sedang yang terakhir adalah jujur. Tidak boleh pemimpin ini menyimpan sesuatu yang seharusnya disampaikan dan menyampaikan sesuatu yang seharusnya disimpan. Maksudnya, pemimpin tidak boleh korupsi, baik materil maupun immateril. Memang sulit menjadi pemimpin yang jujur, tapi perlu dilatih agar kejujuran itu menjadi habit atau kebiasaan.

Sebagai penutup, tidak perlu bangsa ini disibukkan dengan hasil survey capres mana yang paling tinggi dukungannya atau yang paling besar partai pengusungnya. Bangsa ini harus melakukan pendekatan spiritual yang baik untuk menentukan pilihan. Karena itu yang paling penting dalam memilih pemimpin.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru