31 C
Jakarta

Pelaku Maksiat, Apakah Mendapat Syafaat Rasulullah?

Artikel Trending

Asas-asas IslamTasawufPelaku Maksiat, Apakah Mendapat Syafaat Rasulullah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Dalam agama Islam, semua perilaku dapat ditimbang dengan kacamata syariat. Dengan berdasarkan syariat, setiap perilaku dapat dinilai, apakah disebut taat atau maksiat. Ketaatan dan kemaksiatan adalah dua hal yang sangat kontradiktif. Namun demikian sebagai manusia pernah berbuat maksiat walaupun itu sedikit. Dan sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa salah satu yang bisa membawa manusia kedalam surga adalah syafaat Rasulullah. Lantas yang menjadi pertanyaan apakah pelaku maksiat akan mendapatkan syafaat Rasulullah?

Nabi Muhammad sendiri dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bersabda bahwa syafaat Rasulullah itu berlaku untuk semua umatnya baik yang taat maupun yang maksiat. Rasulullah bersabda

شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي

Artinya: “Syafaatku juga ada yang diperuntukkan bagi pelaku dosa-dosa besar dari umatku.”

Dari hadis ini menjadi jelas bahwa pelaku maksiat akan mendapatkan syafaat Rasulullah. oleh karenanya walaupun pernah melakukan maksiat jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dan syafaat Rasulullah. Para ulama sendiri ada yang berpendapat dosa berputus asa dari rahmat Allah lebih besar dari dosa maksiat itu sendiri.

BACA JUGA  3 Hal Yang Bisa Memupuk Keimanan

Tetaplah berharap syafaatnya walaupun pernah melakukan maksiat. Rasulullah sendiri menyatakan bahwa walaupun umat muslim pernah berbuat maksiat namun dalam hatinya ada rasa cinta kepada Rasulullah, maka kelak berhak mendapatkan syafaatnya.

Diceritakan dalam sebuah hadis ada sahabat yang bernama Nuaiman. Ia termasuk sahabat yang sering duduk dan bercanda dengan Rasulullah. Kendati selalu berada dekat dengan Rasulullah, tetapi Nuaiman tidak mampu menghentikan kebiasaan buruk mabuk-mabukan.

Hal ini menjadikan sahabat sampai memukulnya dengan ujung pakaian mereka. Bahkan Umar bin Khattab pun ikut naik pitam melihat kelakuan tidak terpujinya.

“Semoga Allah melaknatmu,” kata Umar kepada Nuaiman. “Mengapa kamu tidak berhenti dari kebiasaanmu mabuk-mabukan?”

Melihat hal itu, Rasulullah SAW bersabda kepada Umar,

لا تلعنه فهو يحب الله ورسوله

Artinya: “Janganlah kamu melaknatnya, karena sesungguhnya dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

Walau pernah berbuat maksiat, teruslah berharap syafaat Rasulullah.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru