31.5 C
Jakarta

Pejabat Tinggi AS Temui Pemimpin Taliban Afghanistan Bahas Perjanjian Damai

Artikel Trending

AkhbarInternasionalPejabat Tinggi AS Temui Pemimpin Taliban Afghanistan Bahas Perjanjian Damai
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Doha – Pejabat tinggi AS bertemu dengan para pemimpin Taliban Afghanistan di ibukota Qatar, Doha, Senin (13/4) malam. Pertemuan ini membahas implementasi perjanjian damai yang ditandatangani kedua fihak pada Februari lalu.

Menurut Juru Bicara Kantor Politik Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, delegasi Taliban dipimpin oleh Mullah Baradar. Pihaknya sebagai Wakil Ketua Kelompok dan Kepala Kantor Politik bertemu dengan Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad. Selain dan  Komandan Tertinggi AS di Afghanistan Jenderal Scott Miller.

Menurut rilis yang disampaikan Anadolu Agency melaporkan, pertemuan ini dipimpin oleh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani. Menteri Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri Qatar yang menbicarakan tentang perjanjian damai dan pelanggaran perjanjian.

“Mereka berbicara tentang implementasi lengkap perjanjian. Terjadinya penundaan dalam pembebasan tahanan. Pelanggaran perjanjian dan masalah lain, serta cara untuk sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian,” kata Shaheen.

Kantor Berita MEMO melaporkan, pada hari yang sama Departemen Luar Negeri AS juga mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan Khalilzad akan bertemu dengan perwakilan Taliban untuk membahas permasalahan dalam mengimplementasikan Perjanjian AS-Taliban.

Ancaman Taliban Jika Perjanjian Damai Diingkari

Sebelumnya pada tanggal 5 April, Taliban mengancam akan melanjutkan serangan skala penuh. Ancaman ini akan terjadi jika perjanjian damai Doha tidak dihormati.

BACA JUGA  Pemimpin Tertinggi Taliban Sampaikan Perlawanan Terhadap Orang Kafir pada Khutba Idul Fitri

“Kami menghormati perjanjian damai. Namun, pihak Amerika dan pendukung militer internal dan eksternal mereka telah menargetkan populasi sipil dan pusat-pusat Taliban yang bahkan tidak berada di medan perang,” kata kelompok itu.

Taliban mengatakan, proses pembebasan 5.000 tahanan juga telah tertunda karena argumen yang tidak tepat. Pada 7 April, Taliban mengumumkan bahwa mereka menarik tim teknisnya keluar dari pembicaraan pertukaran tahanan dengan pemerintah.

Tetapi pada Jumat (10/4), Jenderal Miller bertemu dengan para pemimpin Taliban di Qatar untuk membahas permintaan kelompok itu. Setelah pertemuan itu, Taliban membebaskan 20 tahanan pemerintah pada Ahad (12/4) dan menyerahkan mereka kepada Komite Palang Merah Internasional di provinsi Kandahar selatan.

Sebagai tanggapan, Ppemerintah Afghanistan juga membebaskan lebih dari 100 tahanan Taliban, sehingga jumlah tahanan Taliban yang dibebaskan Pemerintah Afghanistan menjadi lebih dari 300.

Taliban telah menuntut pembebasan 5.000 militan mereka sebagai imbalan atas pembebasan 1.000 tawanan, termasuk pejabat pemerintah Afghanistan dan personel keamanan. Namun, pemerintah Afghanistan bersikeras membebaskan mereka secara bertahap bersamaan dengan pembicaraan intra-Afghanistan dan gencatan senjata.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru