25.9 C
Jakarta

Panduan Mencintai Habib (Keturunan Rasulullah) Dengan Moderat

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakPanduan Mencintai Habib (Keturunan Rasulullah) Dengan Moderat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Habib adalah adalah sebuah sebutan yang ditujukan khusus kepada orang-orang yang mempunyai garis ketururan Rasullulah. Karena merupakan keturunan Rasulullah, jelas umat Islam wajib hukumnya untuk mencintai para habib. Namun demikian, terkadang umat Islam juga dibuat kebingungan dengan berbagai akhlak para habib yang jauh dari teladan yang dicontohkan oleh kakeknya, Rasulullah. Seperti gemar mencaci, dan bersikap keras dan lain sebagainya. Lantas bagaimanakah sikap kita dalam mencintai habib dengan moderat.

Para habib yang merupakan cucu Rasulullah jelas mempunyai tempat istimewa di hati umat Islam, sehingga banyak dari umat Islam yang berlebihan dalam mencintai habib. Di satu sisi ada juga umat Islam yang amat jemu melihat ahlak para habib yang sering membuat keonaran di dalam negeri, sehingga sikap mereka cenderung membeci. Umat Islam yang berlebihan mencintai habib jelas akan melihat habib tanpa cela, sehingga akan mencontoh segala yang dilakukan. Pada perlu diketahui bahwa habib itu juga bisa salah dan khilaf.

Berangkat dari sini, penulis mencoba menyajikan panduan dalam mencintai habib, agar dalam mencintai kita bisa bersikap moderat. Karena sikap moderat atau jalan pertengahan adalah sebaik-baiknya jalan seperti yang disabdakan Rasulullah. Panduan mencintai habib dengan moderat ini penulis ambilkan dari pendapat Habib Abdullah Al-Haddad, yang juga merupakan cucu Rasulullah.

Panduan Mencintai Habib dengan Moderat

Habib Abdullah Al-Haddad dalam kitabnya Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, menyatakan bahwa umat Islam wajib mencintai habib yang merupakan Rasulullah. Hal ini karena jelas merupakan perintah Allah, sesuai yang termaktub dalam Al-Quran dan juga merupakan anjuran Nabi Muhammad. Beliau berkata

 لأهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم شرف، ولرسول الله صلى اللهعليه وسلم بهم مزيد عناية وقد أكثر على أمته من الوصيّة بهم والحث على حبّهم ومودتهم. وبذالك أمرالله تعالى في كتابه في قوله تعالى: “قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى” .(الشورى، ٢٣) ـ

Artinya: “Ahlul Bait memiliki kemuliaan tersendiri, dan Rasulullah telah menunjukkan perhatiannya yang besar kepada mereka. Beliau berulang-ulang berwasiat dan mengimbau agar umatnya mencintai dan menyayangi mereka. Dengan itu pula Allah subhanahu wataála telah memerintahkan di dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya: “Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintan kalian pada kerabatku.” (QS Asy-Sura: 23). [Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, Hal 89]

Namun demikian, Habib Abdullah Al-Haddad juga menghimbau kepada umat Islam untuk tidak berlebihan dalam mencintai habib. Beliau berkata

فعلى كافة المسلمين أن يعتقدوا حبّهم ومودتهم، وان يوقّروهم ويعظّموهم من غير غلوّ ولا إسراف

BACA JUGA  6 Hak Seorang Muslim dengan Muslim Lainnya

Artinya: “Seluruh kaum Muslimin hendaknya memastikan kecintaan dan kasih sayang mereka kepada Ahlul Bait, serta menghormati dan memuliakan mereka secara wajar dan tidak berlebih-lebihan.”.

Mencintai habib secara berlebihan jelas akan menjadikan seseorang akan bersikap fanatik dan akan membenarkan segala perintah sang habib. Padahal habib juga manusia biasa yang bisa juga melakukan kesalahan. Dan terkadang habib juga menyimpang dari tingkah laku yang diajarakan kakeknya, Rasulullah.

Mengingatkan Habib Yang Menyimpang

Untuk para habib yang menyimpang dari ajaran Rasulullah, umat Islam tidak harus mengikutinya. Namun apabila mampu untuk mengingatkan maka ingatkanlah habib yang menyimpang tersebut. Habib Abdullah Al-haddad berkata

“Adapun mereka yang berasal dari keluarga dan keturunan Rasulullah ini yang tidak menempuh jalan leluhur mereka yang disucikan, lalu mencampur adukkan antara yang baik dan yang buruk karena kejahilannya, seyogyanyalah tetap menghormati semata-mata karena kekerabatan mereka dengan Nabi ﷺ. Namun siapa saja yang memiliki keahlian atau kedudukan untuk memberi nasihat, hendaknya tidak segan-segan menasihati dan mendorong mereka kembali menempuh jalan hidup para pendahulu mereka yang saleh-saleh, yang berilmu dan beramal kebajikan, berakhlak terpuji dan berperilaku luhur.”

Bagi orang islam yang memiliki kapasitas keilmuan, jelas seyogyanya untuk mengingatkan habib yang menyimpang. Dan juga umat islam jangan hanya diam dan membenarkan perilaku habib yang menyimpang. Karena membiarkan perilaku menyimpang yang habib lakukan akan membahayakan pelakunya. Dan juga jangan terpengaruh omongan orang jahil yang berkata bahwa habib kelak akan mendapatkan syafaat Rasulullah meskipun melakukan maksiat. Terkait hal ini, Habib Abdullah Al-haddad berkata

“Ada yang mengatakan,”Biarlah, mereka adalah dari Ahlul Bait, Rasulullah ﷺ pasti akan bersyafaat kepada mereka, dan mungkin pula dosa-dosa yang mereka lakukan tak akan menjadi mudarat atas mereka.” Sungguh ini adalah ucapan yang amat buruk, yang menimbulkan mudarat bagi si pembicara sendiri dan bagi orang-orang lainnya yang tergolong kaum jahil. Bagaimana bisa seseorang berkata seperti itu, sedangkan dalam Al-Qurán, Kitab Allah yang mulia terdapat petunjuk bahwa anggota keluarga Rasulullah dilipat gandakan bagi mereka pahala amal baiknya, demikian pula hukuman atas perbuatan buruknya.”

Dengan memahami panduan mencintai habib sesuai arahan Habib Abdullah Al-Haddad ini, semoga kita bisa mencinta habib dengan moderat. Sehingga kewajiban umat Islam mencintai para habib bisa terlaksana tanpa menimbulkan sikap fanatik buta yang melihat habib tanpa cela. Semoga dengan memahami ini kita bisa mendapatkan syafaat Nabi, Amin.

 

 

 

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru