31.8 C
Jakarta
Array

Pandangan John Wansbrough Mengenai Kenabian Muhammad

Artikel Trending

Pandangan John Wansbrough Mengenai Kenabian Muhammad
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Biografi John Wansbrough

John Wansbrough adalah seorang ahli tafsir terkemuka di London. Ia memulai karier akademiknya pada tahun 1960. Pada saat itu, ia menjadi staf pengajar di Departemen Sejarah di School of Oriental and Africa Studies (SOAS University of London).

Selama kariernya John Wansbrough juga telah menghasilkan beberapa karya di bidang Qur’anic Studies, di antara karya-karyanya ialah: “A Note on Arabic Rethoric” dalam Lebende Antike: Symposium fur Rudolf Suhnel, “Arabic Rethoric and Qur’anic Exegesis”, dalam Buletin of the School of Oriental and African Studies, Majas al-Qur’an: Peripharastic Exegesis, The Sectarian Millieu: Content and Composition of Islamic Salvation History.

Secara umum karya John Wansbrough memberikan kritik yang tajam atas kenabian Muhammad dan al-Qur’an. Kenabian Muhammad dianggap sebagai imitasi (tiruan) dari kenabian Musa as yang dikembangkan secara teologis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Arab. Al-Qur’an bagi John Wansbrough bukan merupakan sumber biografis Muhammad melainkan sebagai konsep yang disusun sebagai teologi Islam tentang kenabian. Oleh karena itu, pemikiran yang dilontarkan John Wansbrough banyak berseberangan dengan pemikir lainnya baik di kalangan orientalis Barat maupun umat Islam pada khususnya.

Pemikiran John Wansbrough tentang sosok Muhammad SAW

John Wansbrough mendasarkan pendapatnya berdasarkan al-Qur’an bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan (rank) antara satu nabi dengan nabi lainnya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2): 285 bahwa tidak ada perbedaan di antara para rasul. Namun John Wansbrough melihat bahwa dalam tradisi Islam sendiri ada sebuah konsep yang meyakini bahwa Muhammad adalah sayyid al-Mursalin, di mana hal ini menurutnya merupakan suatu hal yang perlu direvisi dari pemahaman umat Islam karena berkontradiksi dengan apa yang dikonsepkan al-Qur’an seputar kenabian.

Dalam merespon fenomena tersebut Wansbrough sebaliknya menyatakan bahwa Muhammad tidak bisa disamakan dengan nabi lainnya, bahkan menurut Wansbrough ia lebih rendah derajatnya dari nabi-nabi lainnya seperti Musa as, Isa as, Ibrahim as, Adam as dan beberapa nabi yang kisahnya sering disinggung oleh al-Qur’an.

Dalam hal ini dapat dilihat di mana porsi penyebutan nabi Muhammad dan keunggulan serta kemukjizatannya sangat jarang ditampilkan oleh al-Qur’an sendiri. Berbeda dengan nabi-nabi lainnya semisal Musa as. Keunggulan-Keunggulan Nabi Musa sering diungkap dalam al-Qur’an, misalnya dalam QS. An-Nisa’ (4): 164 di mana tuhan berbicara langsung kepada Nabi Musa as, QS. Al-A’raf (7): 143 menunjukkan bahwa keadaan Nabi Musa as ingin melihat tuhannya, QS. Al-Syu’ara’ (26): 10 tuhan menyeru kepada Musa dengan firmannya dan mukjizat tongkat Nabi Musa as dalam QS. Al-Naml (27): 8-12 dan Al-Qasas (28): 30-31.

Inilah yang menurut John Wansbrough menunjukkan kelebihan Nabi Musa as dibanding dengan Nabi Muhammad saw. Selain hal tersebut, John Wansbrough juga memposisikan Nabi Muhammad saw di bawah nabi-nabi lain semisal Nabi Isa as, Nabi Ibrahim as dan Nabi Adam.

Berdasarkan pada pendapat John Wansbrough di atas dengan menganalisa adanya persamaan nabi-nabi dalam al-Qur’an dan beberapa keistimewaan Nabi Musa as akhirnya John Wansbrough berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad saw berada di bawah nabi Musa as dan nabi-nabi lainnya.[H1]

Pada dasarnya tidak semua orientalis mempunyai visi dan misi yang sama, artinya tidak semua orientalis memusuhi dan berhasrat untuk menyerang Islam melainkan terdapat pula orientalis yang jujur, tidak memutarbalikkan fakta sehingga karya- karyanya bernilai positif dan tidak terdapat skeptisisme terhadap agama Islam, walaupun di sisi lain ada juga orientalis yang sengaja melakukan studi terhadap Islam dengan berdasarkan sikap skeptisisme, bahkan banyak di antara mereka yang mencoba melakukan revisi-revisi terhadap al-Qur’an.

Kajian yang dilakukan oleh Wansbrough terkait kenabian Muhammad dapat digolongkan kajian yang bersifat merevisi pandangan-pandangan seputar konsep kenabian dalam tradisi Islam, terutama mengenai pandangannya terhadap kenabian Muhammad.

Terlepas dari itu kajian yang dilakukan John Wansbrough juga mendapat berbagai kritik dari para pemikir lain, baik sesama orientalis maupun dari umat Islam sendiri. Walaupun demikian, ada juga yang mendukungnya terutama pada metode yang dipakai John Wansbrough dapat diaplikasikan dalam kajian-kajian lain. Kendatipun metodenya dapat dipakai namun, hasil yang dicapai John Wansbrough ditolak.

Hal ini diungkapkan oleh Joseph van Ess ketika mengomentari karya John Wansbrough. Sementara, Fazlur Rahman adalah salah satu kritikus muslim yang gencar menyerang pemikiran John Wansbrough. Ia menganggap hasil yang dilakukan tidak memiliki bukti yang tegas dan bagi Rahman untuk mengetahui al-Qur’an haruslah dicari dalam al-Qur’an sendiri.

[H1]

[zombify_post]

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru