32.9 C
Jakarta
Array

Pahala Datang Ke Masjid Lebih Awal

Artikel Trending

Pahala Datang Ke Masjid Lebih Awal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Tuhan adalah sebuah entitas yang kekal, dan tidak akan pernah punah dan berakhir. Sebagai entitas yang tiada akhir maka tuhan memiliki kekuatan luar biasa, maha kuasa atas segala sesuatunya. Dengan kemahakuasanya ini kemudian tuhan menciptakan seperangkat aturan untuk mengatur kehidupan manusia agar mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

Seperangkat aturan inilah yang dinamakan syariat. Jadi syariat adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa perintah atau larangan untuk mengatur kehidupan manusia yang sampaikan melalui rasulnya. Dengan demikian apabila manusia ini menjalankan syariat dengan baik maka manusia tersebut telah menjalankan hak-hak Allah Atas dirinya.

Perlu diketahui juga bahwasanya tujuan dari syariat yang diturunkan tuhan adalah untuk kemaslahatan umat manusia, kemashlatahan manusia ini termanifestasikan dalam lima hal yaitu, terjaga agamanya, jiwanya, akalnya, keturunnya dan yang terakhir adalah harta bendanya.

Dengan demikian segala upaya untuk yang dilakukan untuk menjaga terjaminya lima hal tersebut merupakan kemaslahatan, sedangkan upaya yang yang tidak mengarah atau menafikan lima hal tersebut adalah mafsadah atau kerusakan.

Berdasarkan hadist Jibril bahwasanya syariat itu terbagi menjadi tiga, yaitu keimanan, keislaman, dan keihsanan. Pada kali ini penulis ingin membahas mengenai keimanan saja. Iman adalah percaya. Percaya bahwa tiada tuhan selain Allah. percaya kepada Alah harus lebih dahulu diutamakan daripada penalaran logika. Salah satu tanda keimanan seseorang adalah percaya adanya hari akhir.

Hari akhir merupakan hari dimana kehidupan dunia selesai dan digantikan dengan kehidupan akhirat. Informasi mengenai peristiwa-peristiwa di akhir tidak dapat diketahui manusia melalui olah pikir, akan tetapi bisa diperoleh melalui berita yang disampaikan oleh Nabi. Tanpa adanya berita yang disampaikan nabi niscaya manusia tidak akan pernah mengetahui mengenai peristiwa hari akhir.

Iman kepada hari akhir merupakan suatu keyakinan yang pokok sebagai karena disana terdapat pembalasan dari amal perbuatan yang dilakukan manusia sewaktu hidup didunia. Tanpa adanya keimanan mengenai hal ini niscaya manusia akan hidup seenaknya sendiri. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa dunia adalah sebab dan hari akhir adalah akibat ataupun balasan dari sebab-sebab tadi. Tidak mungkin ada akibat jikalau tidak ada sebabnya. Oleh karenanya selama kita hidup di dunia maka harus berusaha berbuat baik yang kelak akan menjadi sebab daripada kita menerima akibat baik di hari akhir.

Sebagaimana contoh yang diberikan oleh Ibnu Atoillah dalam buku Tajul Arus tergeraknya hati manusia untuk datang ke masjid sebelum waktunya sholat menjadikan bisa melewati jembatan siroth seperti kilatan yang menyambar. Tergeraknya hati ke masjid ketika waktunya sholat menjadikannya bisa melewati siroth seperti larinya seekor kuda.

Masjid adalah pusat kebajikan dan sumber spritual bagi seorang muslim. Masjid merupakan oase bagi para musafir yang merasa dahaga dan kekeringan. Dengan mempercepat langkah menuju masjid maka mempercepat pula datangnya kebaikan dari Allah. Imam Nawawi berkata bahwa salah satu penyebab kemiskinan adalah ingin cepat-cepat keluar dari masjid, merasa tidak tahan didalam masjid, padahal masjid adalah sumber kebaikan.

Semakin cepat kita melangkah kaki menuju masjid semakin besar pula kebaikan yang didapat, semakin susah kita melangkahkan kaki menuju masjid maka sedikit pula kebaikan yang didapat.
Berdasarkan permisalan diatas bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin cepat kita menunaikan kewajiban kita kepada Allah maka semakin cepat pula Allah akan memberikan kebaikannya, akan tetapi semakin lalai kita terhadap menjalankan kewajiban terhadap Allah, perlu diingat bahwa siksa Allah amatlah pedih.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru