34 C
Jakarta
Array

NKRI Final dan Mengikat, Khilafah Harus Ditolak

Artikel Trending

NKRI Final dan Mengikat, Khilafah Harus Ditolak
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Semarang-Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, Dr Drs Budiyanto SH MHum mendorong Gubernur Jawa Tengah mengusut tuntus pengasing khilafah. Pihaknya meminta Ganjar Pranowo untuk membersihkan lembaga pendidikan dari Kepala Sekolah yang terpapar radikalisme. Budiyanto juga menegaskan bahwa NKRI telah final, dan khilafah harus ditolak.

Ketua FKPT Jateng, Budiyanto menanti langkah kongkrit Gubernur Jateng memecat kepala sekolah negeri yang terpapar paham radikal. “Kalau Pak Ganjar bisa membuktikan ada kepala sekolah dan tenaga pendidik yang terpapar radikalisme, pecat,” kata Budiyanto di sela aktifitasnya di Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/10/2019).

Pihaknya mengingatkan, peran kepala sekolah dan tenaga pendidik semestinya mengajarkan dan mendidik para siswa unutk menjadi generasi yang cinta tanah air. “Bayangkan, ada banyak anak-anak kita yang masih sekolah. Jika mereka dicekoki, kepala sekolah dan guru melakukan indoktrinasi. Ini berbahaya,” tandasnya.

Sebab itulah, Budiyanto meminta partisipasi semua pihak untuk mencegah paham yang membahayakan NKRI. Utamanya, langkah kongkrit pemerintah dalam menyikapi para radikalisme yang terus berusaha menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa. “Ideologi ini harus dicegah, jangan dibiarkan terus berkembang, apa lagi di kalangan pelajar dan mahasiswa,” tandasnya.

NKRI Sudah Final, Gagasan Khilafah Harus Ditolak

Bentuk negara ini, sambungnya, sudah final, sudah menjadi hasil ijtihad dan kesepakatan para pendiri bangsa. Karena itu radikalisme dan gagasan khilafah harus ditolak. “Ideologi itu (radikalisme,red) sudah berbahaya karena ngutak-ngatik kesepakatan bangsa ini. Prinsip bangsa ini yaitu kepanjangan PBNU, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45,” tegasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pernyataan orang nomor satu di Jawa Tengah yang mengaku telah mengumpulkan jajaran kepala sekolah dan guru untuk menyortir mereka yang terindikasi telah terpapar paham radikalisme. Hasilnya, tujuh kepala sekolah negeri di Jawa Tengah terindikasi menganut paham radikal.

Saat itu, Ganjar pun telah menyampaikan secara langsung kepada seluruh Kepala Sekolah dan tenaga pendidik, jika memang tak setuju dengan paham Pancasila dan menganut radikalisme hingga komunisme lebih baik keluar dari jabatan yang mereka emban.

“Saya sampaikan tawaran. Kalau tak suka sama Pancasila tak apa-apa, kalau Anda komunis silakan Anda keluar. Kalau Anda usung khilafah silakan Anda keluar. Gitu saja,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengaku mendapat banyak laporan dari banyak tokoh agama dan masyarakat mengenai geliat penanaman paham radikalisme di sekolah yang mulai masif. Beberapa laporan yang masuk, kata Ganjar, isu radikalisme diberikan melalui mata pelajaran dan juga kegiatan ekstrakulikuler.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru