32.1 C
Jakarta
spot_img

Nataru sebagai Sinergi Nasional Menghadapi Ancaman Radikal-Terorisme

Artikel Trending

EditorialNataru sebagai Sinergi Nasional Menghadapi Ancaman Radikal-Terorisme
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Dalam perayaan Natal dan Tahun Baru atau Nataru 2025, terorisme menjadi perhatian utama aparat keamanan di Indonesia. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa, meskipun belum ada indikasi konkret terkait kejahatan terorisme, Polri telah menerapkan pola pengamanan ketat dan melakukan sterilisasi di seluruh tempat ibadah.

Kapolri mengatakan selalu bersiaga terhadap potensi terorisme. Dia menyampaikan pengamanan di gereja-gereja dan tempat keramaian berjalan seperti biasa lewat pendekatan tertutup. Kepolisian terus memonitor adanya potensi ancaman teror di pusat keramaian selama perayaan Nataru berlangsung.

Sedangkan TNI juga ikut membantu memastikan pengaman Nataru berjalan damai dan aman. Markas Besar (Mabes) TNI mengerahkan total 79.247 prajurit dari tiga matra (darat, laut, dan udara). TNI membantu kepolisian menjaga situasi tetap aman dan kondusif.

Hari ini, Polri dan TNI melakukan pengamanan area-area yang menjadi prioritas. Di antaranya mencakup jalur-jalur transportasi, termasuk pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan jalan raya. Kemudian, tempat-tempat wisata yang menjadi pusat keramaian selama Nataru. Langkah antisipasi ini disiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk gangguan cuaca ekstrem atau bencana alam yang sering terjadi pada akhir tahun.

Sementara BNPT turut mengantisipasi ancaman terorisme dengan berkolaborasi dengan aparat intelijen dan penegak hukum, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital. BNPT bersama Kementerian Komunikasi dan Digital bahkan memblokir sebanyak 180.954 konten bermuatan intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di ruang siber.

Sebagian besar konten tersebut merupakan propaganda dari jaringan teroris seperti ISIS, HTI, dan JAD yang secara aktif menyebarkan ideologi kekerasan melalui platform digital. Langkah ini dilakukan oleh BNPT bersama pihak terkait untuk upaya mitigasi, agar ancaman teror dapat dicegah dan tidak sampai terjadi seperti kejadian pada Nataru sebelumnya.

Memang pencegahan adalah kunci utama dalam menangani ancaman terorisme. Langkah strategis di atas menjadi bagian dari upaya preventif dalam mencegah penyebaran paham terorisme di dunia maya menjelang Nataru. Karena, berdasarkan temuan Indonesia Knowledge Hub (I-KHub) BNPT CT/VE Outlook, kelompok teroris kerap memanfaatkan ruang digital untuk merekrut anggota, menyebarkan doktrin ekstremisme, hingga merencanakan aksi kekerasan.  

Saat ini, kita agak lega. Sebab melihat kepolisian, TNI dan BNPT dan instansi pemerintahan sedang berkolaborasi secara giat. Kita melihat, mereka secara profesional melakukan aksi pengamanan dengan kapasitas dan kapabilitas sesuai tupoksi masing-masing.

BACA JUGA  PR Pemerintah: Mengganyang HTI di Tengah Efisiensi Anggaran

Namun mau tidak mau, pencegahan terorisme juga membutuhkan kontribusi dari masyarakat. Sosialisasi, edukasi, dan peran aktif masyarakat tentang bahaya radikalisme menjadi penting. Upaya ini untuk mempromosikan keamanan dan kerukunan antarumat beragama sekaligus memutus rantai radikalisme di momen Nataru.

Sebagaimana kita tahu, menciptakan kehidupan harmonis dalam konteks budaya, lingkungan, dan toleransi beragama terlebih pada perayaan Nataru merupakan bagian dari perwujudan Asta Cita Presiden RI Prabowo. Di momen perayaan Nataru, saatnya kita tunjukkan komitmen menjaga keutuhan bangsa dan melindungi masyarakat dari teror dan pengaruh buruk ideologi kekerasan yang mengancam stabilitas negara.

Editorial meyakini, dengan kerja sama lintas sektor yang solid, kita optimis dapat mempersempit ruang gerak kelompok teroris untuk melakukan teror di perayaan Nataru kali ini. Kerja sama antarinstansi Polri, TNI, Satpol PP, dan lembaga lokal seperti tokoh agama dan masyarakat menjadi langkah signifikan dalam mengamankan Nataru kali ini.

Jika ini dilakukan, maka serangan lone wolf attacks-pun, yang sulit dideteksi karena pelaku bertindak sendiri tanpa jaringan, bisa diamankan. Perlu ditegaskan kembali, pengamanan Nataru dari ancaman terorisme sangat memerlukan kombinasi pendekatan preventif multi-pihak. Kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sangat krusial untuk memastikan perayaan Nataru berlangsung aman dan damai.

Oleh sebab itu, Editorial kali mengajak semua pihak untuk untuk bekerja sama. Jika ada ancaman dan hal mencurigakan semua pihak harus melaporkan informasi tersebut ke pihak berwenang melalui saluran resmi seperti aplikasi Polisi Kita atau nomor darurat.

Semua pihak sebaiknya tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi terkait ancaman terorisme agar tidak menimbulkan kepanikan. Kalau bisa, semua pihak turut aktif berkampanye narasi positif di media sosial dalam pemberitaan tentang bahaya radikal-terorisme.

Kerja sama erat antarpihak merupakan kunci keberhasilan pengamanan Nataru dari ancaman terorisme. Kita percaya, setiap elemen masyarakat memiliki peran penting, baik dalam mencegah, mendeteksi, maupun merespons potensi ancaman radikal-terorisme. Dengan sinergi yang baik, perayaan Nataru kali ini dapat berlangsung aman, damai, dan penuh makna.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru