29.1 C
Jakarta
Array

Narasi Islam Indonesia di dalam Dunia Internasional

Artikel Trending

Narasi Islam Indonesia di dalam Dunia Internasional
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dalam percakapan dengan Mark Woodward, penulis terkenal tentang Islam Jawa itu, ketika pembukaan SMP dan Pesantren Bumi Cendekia di Joglo Abang, Gombang, saya berdiskusi banyak hal. Salah satu yang saya tanya adalah, bagaimana pandangan Pak Mark soal kontribusi Islam Indonesia di dunia internasional, bagi persepsi Islam yang mengembangkan pandangan tasamuh dan ramah, serta hidup berdampingan.

Mark menjawab, orang Barat masih belum banyak melihat narasi dan tulisan dari orang Indonesia tentang Islam, dalam bahasa Inggris dan Arab. Ini menjadi salah satu yang menyebabkan dinamika Islam yang sangat besar ini, tidak banyak dibaca dari narasi mereka sendiri di dalam bahasa Barat dan Arab. Kebanyakan referensi Islam soal itu, banyak dari anak benua India dan Pakistan.

Ini menjadi refleksi bagi para intelektual, intelegensia, kyai, dan akademisi.

Ketika saya tanya soal Gus Dur. Demikian pula, tulisan tulisannya, menurut Mark, banyak yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Maka ini tentangan murid dan Gusdurian untuk memperkenalkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris.

Sebenarnya saya mau lanjutkan, apakah adanya simbiosis orang orang muslim di Timur Tengah dengan Rusia, dan di Asia Tenggara atau di Afrika dengan China, cukup mengkhawatirkan Barat. Tapi, tidak jadi saya tanyakan, entahlah.

Maka menjadi penting juga, sahabat sahabat kita seperti Pak Sumanto al-Qurthubi yang sudah di Arab Saudi, atau Mas Ahmad Suaedy, yang banyak meneliti di Asia Tenggara untuk menulis dalam bahasa Inggris atau Arab, akan menjadi sangat berarti.  Sementara bukunya KH. Afifuddin Muhajir, kalau ada versi Arab dan Inggrisnya, tentu bisa lebih banyak dibaca dunia yang lebih luas.

Bahkan tulisan tulisan Cak Nur Cholis Madjid saja, kata Mark juga tidak banyak tersedia dalam bahasa Arab dan Inggris. Mark membandingkan, dengan ulama -ulama Nusantara di masa lalu, yang menulis dalam bahasa Arab, sehingga dibaca di Timur Tengah. Lalu dibaca oleh dunia yang lebih luas.

Bagi teman teman santri yang juga bergelut dalam naskah naskah kuno Jawa, seperti saya lihat dilakukan Mas Irfan Afifi dengan Ifadanya, juga Pesantren Kaliopak, hal ini juga menjadi tantangan. Sebab kerja kerja mereka yang sangat luar biasa itu, kalau ada versi Inggris dan Arabnya, tentu akan lebih banyak dibaca di dunia yang lebih luas. Ke depan seperti langgar.co, perlu dikembangkan ke arah itu.

Memang ada satu dua yang sudah menulis dalam bahasa Inggris dan Arab. Tetapi terlampau kecil dan sedikit dari jutaan intelektual dan akademisi santri di Indonesia. Maka dari sudut ini, Muktamar Pemikiran Santri di Yogyakarta yang temanya berbahasa Inggris itu, akan memiliki fungsi yang lebih luas memperkenalkan dinamika santri Nusantara ke dunia internasional, kalau hasil hasilnya dipublikasikan dan diarahkan untuk memperkenalkan Islam di Indonesia ini dari sudut santri Nusantara.

Apalagi kalau media organ dari jam’iyah NU, seperti NU Online, bisa dikembangkan ke arah ini, maka kontribusi NU, akan semakin menjadi cara pandang dan paradigma  melihat Islam  Indonesia. Paling tidak  versi Arabnya. Sesuatu yang sudah dilakukan dengan cekatan oleh Islamtimes yang menyediakan layanan dengan berbagai bahasa, dan dari sudut ini media santri belum banyak yang dikembangkan ke arah itu.

Orang-orang Barat, kata Mark banyak menyerap dan membaca Islam dari bacaan Timur Tengah dan Pakistan. Sementara penetrasi narasi Islam yang dikembangkan di Barat, dari sudut perspektif Wahhabi, Ikhwanul Muslimin, juga HT, tidak bisa diremehkan. Kaum sufi, seperti Inayat Khan dan juga tarekat Naqsyabandiyah Haqqiniyah, di Barat, tidak mewakili apa yang menjadi dinamika Islam di Indonesia yang sangat kaya ini.

*Nur Cholik Ridwan, Intelektual NU.

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru