Harakatuna.com – Hizbut Tahrir (HT) masih hidup. Pada 18 Januari 2025, dia akan mengadakan Konferensi Khilafah Internasional di kota Mississauga, Kanada. Melalui HT Kanada mencoba peruntungan untuk mempamerkan eksistensinya di negara berjuluk Pecahan Es atau The Great White North ini.
Mengapa HT mengadakan acara internasional di Kanada? Salah satu penyebabnya adalah karena HT memang punya kelompok di Kanada. Selain itu, Kanada menjadi pusat kota yang “toleran” untuk semua kelompok dan warga negara mana saja yang ingin tinggal. Di kota ini, meski sebagian turis tidak tahu bahasa Kanada, warga negara ini tidak terlalu tersinggung.
Agar Dilihat Masih Eksis
Namun poin pentingnya adalah HT hanya ingin membuat semacam seremonial lintas benua dan negara. Ini dipilih untuk mengabarkan kepada dunia bahwa HT masih eksis. Jika acara konferensi ini sukses digelar di Kadana, HT bisa membanjiri berita-berita internasional bahwa kelompoknya bisa diterima di manapun, termasuk di negara minoritas muslim.
Konsep konferensi internasional HT ini untuk memperingati keruntuhan Khilafah Utsmaniyah, yang terjadi pada tanggal 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924 M. Kisahnya, saat itu, kepemimpinan umat Islam sedang berada di tangan Bani Utsmaniyah yang berkuasa sejak 1299 M dan berpusat di Turki. Namun pada masa Abdul Majid II kekuasaannya runtuh. Abdul Majid II dan keluarganya diusir dari istana dan diasingkan ke Swiss. Peristiwa ini kemudian diklaim HT menjadi bagian dari misi kelompoknya.
Peristiwa keruntuhan Khilafah Utsmaniyah sangat penting bagi HT. Menurut kelompok HT, Khilafah Utsmaniyah menjadi tonggak terakhir kepemimpinan Islam. Selain sudah menaungi kehidupan umat Islam selama 14 abad, Khilafah Utsmaniyah dianggap mengalahkan negara-negara kuat di dunia.
Karena kecintaannya ini, sampai sekarang HT terus “menjual” kisah sedih dan nama Khilafah Utsmaniyah. Bahkan dia menuding Mustafa Kemal sebagai seorang antek Inggris berkebangsaan Yahudi Dunamah, karena ikut membantu dalam peristiwa keruntuhan ini. “Bapak Turki, laknatullah ‘alaih,” HT menyebutnya.
Peristiwa tragis ini selalu dijadikan pijakan acara kolosal oleh HT. Tak salah memang dia membuat acara untuk mengenang Khilafah Utsmaniyah. Tak salah juga kalau pada Khilafah Utsmaniyah diklaim sebagai junnah (pelindung) bagi seluruh umat Islam. Namun yang salah jika semua itu ditarik ke masa sekarang untuk menuduh sistem negara lain salah, dan HT yang paling benar.
Di masa Khilafah Utsmaniyah umat Islam dipersatukan sebagai umat yang mulia dan berwibawa karena sebagian masa kekuasaan itu benar-benar teguh dalam memperjuangkan kemakmuran dan keadilan untuk masyarakatnya. Hukum-hukum tegak secara sempurna. Namun ketika sebagian masa pemerintahan tidak adil, justru menemui keruntuhan.
Jualan Narasi Khilafah Utsmaniyah
Sekarang, aktivis Hizbut Tahrir ini belum apa-apa sudah menuding negara lain salah. Bahkan menuding Indonesia sebagai negara gagal karena tidak menegakkan sistem negara Islam. Dia juga menuding masalah Palestina tidak selesai karena negara-negara mayoritas muslim menghilangkan kepemimpinan politik Islam dan tidak menegakkan syariat Islam seacara kaffah.
Menurut aktivis Hizbut Tahrir ini, tidak berbaiat kepada khilafah sebuah kesalahan berlumpur dosa. Karena baginya, berbaiat kepada khalifah merupakan sebuah kewajiban. Menurutnya, haram hukumnya bagi seorang muslim terikat dengan sebagian hukum Islam dan meninggalkan hukum-hukum Islam yang lainnya, seperti di negara Indonesia.
Oleh karenanya, dengan acara konferensi internasional di Kanada itu, HT ingin mengembalikan Khilafah pada era kekinian. Mereka meyakini bahwa hanya khilafah yang akan mencegah segala bentuk kemungkaran dengan melakukan dakwah, menegakkan uqubat (sistem hukum dan sanksi Islam), akan mengerahkan tentara dan senjata untuk melawan genosida yang dilakukan Zionis di Palestina, dan akan menghapus berbagai kezaliman yang terjadi di negeri-negeri lainnya. Pret!
Mereka merasa penegakan khilafah sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk melaksanakan jihad fi sabilillah, untuk mengembalikan jati diri muslim sebagai umat terbaik untuk merebut kembali kepemimpinan politik internasional. Ingat, semua narasi ini hanya akal-akalan Hizbut Tahrir untuk menarik simpati umat Islam masuk ke dalam perangkapnya. Tidak lebih.