30.1 C
Jakarta

Mungkinkah Gerakan Taliban Masuk ke Negara Indonesia?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMungkinkah Gerakan Taliban Masuk ke Negara Indonesia?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Media sosial akhir-akhir ini dipenuhi dengan berita keberangkatan Taliban menuju lembah Pansjhir Afghanistan. Lokasi tersebut, seperti dilansir dari detik.com, merupakan tempat persembunyian pasukan oposisi anti-Taliban yang dipimpin oleh Ahmad Massoud, putra komandan mujahidin legendaris Ahmad Shah Massoud yang dibunuh oleh Al-Qaeda.

Taliban menuju tempat tersebut bermaksud untuk memaksa anti-Taliban mengikuti jejaknya. Entahlah, apa yang bakal terjadi. Mendekati kemungkinan, perang antar sesama. Saya tidak perlu menguraikan terlalu panjang terkait kenyataan yang bakal terjadi antara dua kelompok yang berseberangan tersebut.

Pada tulisan ini saya ingin membuka sedikit terkait siapakah Taliban itu? Bagaimana Indonesia melihat kehadiran Taliban? Taliban termasuk kelompok terorisme yang bergerak di dan hampir menguasai seluruh wilayah Afganistan. Para anggotanya menyebut organisasi Taliban secara resmi sebagai Keamiran Islam Afganistan.

Secara sederhana, Taliban adalah kelompok teroris yang menguasai Afganistan. Membahas terorisme, pasti tidak asing lagi di benak banyak orang, terutama warga Negara Indonesia. Jika Taliban itu terorisme, maka tidak ada alasan untuk menerimanya tumbuh dan berkembang di Negara Merah Putih ini.

Sebagai teroris Taliban termasuk organisasi garis keras yang bertentangan dengan spirit NKRI, yaitu Bhinneka Tunggal Ika atau berbeda-beda tetapi tetap bersatu. Taliban tidak menghendaki spirit ini. Ia tidak segan menyesatkan atau mengkafirkan orang yang tidak sepemikiran, meski sesama agama, apalagi berbeda agama. Sikap pengkafiran ini jelas perbuatan yang tidak elok.

Mirisnya, masih ada segelintir orang Indonesia yang membenarkan gerakan Taliban. Orang yang membenarkan ini secara tidak langsung menentang spirit NKRI. Meski lahir di Indonesia, orang ini bagaikan pepatah, “Kacang lupa kulitnya“. Maksudnya, orang ini lupa jasa Indonesia yang melahirkan dan membesarkannya. Orang seperti ini tidak tahu berterima kasih. Mereka jelas termasuk orang yang kufur atau tertutup hatinya bersyukur.

BACA JUGA  Membangun Jakarta ala Anies Baswedan

Biasanya yang mendukung Taliban adalah kelompok Islam garis keras yang menentang pemerintah yang sah. Bahkan, mereka bersikeras menghapus sistem yang telah berjalan di Indonesia, yaitu sistem republik-demokratis. Mereka lebih mencita-citakan tegaknya sistem Khilafah di seluruh negara, tak terkecuali di Indonesia. Bagaimana pun warga Negara Indonesia mendukung Taliban, pasti lebih banyak yang menentang. Karena, di dalam darah orang Indonesia mengalir spirit pluralisme yang merangkul semua perbedaan, mulai perbedaan bahasa hingga perbedaan agama.

Taliban tidak bakal diterima dan betah bertandang di Indonesia. Jikalau Taliban terpaksa datang, Indonesia tidak bakal goyah atau getir. Sebab, Indonesia memiliki beberapa organisasi yang membentengi negara. Sebut saja, organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dua organisasi ini pasti melindungi negera dari paham teroris Taliban.

NU dan Muhammadiyah termasuk organisasi yang menjunjung tinggi prinsip moderasi yang dijadikan dasar tegaknya pluralisme. Moderasi ini menentang keras paham radikal berwajah terorisme. Di dalam moderasi ini terkandung beberapa sikap. Di antaranya, terbuka terhadap perbedaan, menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap dimensi, dan tidak menjadikan kekerasan sebagai solusi.

Indonesia adalah negara yang makmur dan dibangun dengan darah ulama dan mujahid. Sangat tidak mungkin perjuangan ini akan terkalahkan oleh keburukan (gerakan Taliban). Benar apa yang disebutkan dalam surah al-Isra’ ayat 81: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.“[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru