27.9 C
Jakarta

Mewaspadai Provokasi Kelompok Radikal Atas Naiknya Harga Barang

Artikel Trending

Milenial IslamMewaspadai Provokasi Kelompok Radikal Atas Naiknya Harga Barang
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Pemerintah sudah secara resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax pada 1 April 2022. Pemerintah mengklaim dengan berat hati menaikkan harga, karena mau tidak mau harus mengikuti pergerakan harga minyak dunia.

Usai menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, pemerintah kini berencana menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan gas LPG 3 kilogram. Kenaikan ini akan dilakukan secara bertahap mulai Juli sampai September 2022 mendatang (tirto, 1/4/2022).

Naiknya harga minyak dan barang lainnya, tidak luput dari sebab peperangan Rusia vs Ukraina. Di mana, sebab perang ini, harga minyak mentah dunia telah menembus 119 dolar AS per barel. Tingginya harga minyak dunia tersebut otomatis berpengaruh terhadap harga BBM dan harga barang pokok lainnya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 pada Maret 2022 sebesar Rp14.526 per liter, bahkan bisa menembus sampai Rp16.000 pada April 2022. Dengan ini, maka masyarakat merasa prihatin, miris, dan meronta-ronta apalagi dirasakan oleh mereka yang defisit secara ekonomi.

Jika dulu masyarakat berhadapan dengan ancaman pandemi, kini masyarakat harus berhadapan dengan dua ancaman sekaligus, ancaman Covid varian baru dan tingginya harga barang pokok. Maka tak heran jika masyarakat harus berangkat protes dan turun ke jalan.

Mewaspadai Provokasi Kelompok Radikal

Aspirasi turun ke jalan bagi masyarakat adalah jalan terbaik. Namun demikian, yang patut diperhatikan di sini, adalah penumpang gelap, yang mencoba untuk memainkan peranannya di dalam isu ini. Bukan tidak mungkin hal itu terjadi, karena sejak dulu, fakta-fakta di lapangan sudah menjadi bukti riil yang tak terbantahkan.

Dan kita tahu, sudah banyak kejadian di mana isu-isu vital ditumpangi oleh kelompok radikal, yang tidak suka terhadap keutuhan negara ini. Mereka selalu ada di setiap aksi-aksi masyarakat atau mahasiswa, meski sekadar menebeng dan membentangkan sebaris kertas: “Masyarakat Terzalimi, Tegakkan Khilafah”.

Maka demikian, dalam mencermati kenaikan harga BBM dan barang pokok lainnya, masyarakat harus cerdas memilah wacana dan dinamika yang berkembang. Mintalah dan yakinilah bahwa pemerintah bisa menemukan solusi dari pelbagai masalah yang terjadi.

BACA JUGA  Menunggu Tindakan Strategis Pemerintah terhadap Propaganda Khilafah

Jangan Mudah Terpancing

Jangan sampai karena harga BBM dan barang-barang pokok lainnya naik, kemudian masyarakat terprovokasi dengan isu-isu yang dipelintir oleh kelompok radikal. Kelompok radikal ini memang sering memanfaatkan momentum untuk beraksi.

Mereka tahu betul bagaimana memancing keadaan supaya makin keruh. Mereka tahu betul bagaimana memanfataan simpati hati masyarakat. Dan bila masyarakat sudah mulai simpati, maka nantinya yang terjadi adalah perekrutan, brain wash, dan pengkaderan. Sehingga, makin banyak masyarakat yang membenci NKRI dan kemudian terlibat dalam jurang radikalisme-terorisme dan menjadi ladang amaliyah teroris yang mematikan.

Yang terpenting bagi kelompok radikal ini adalah bagaimana menjadikan masyarakat tidak percaya dulu kepada sistem negara ini. Kemudian mencari cara bagaimana menjadikan mereka benci dan frontal atas sistem bangunan Pancasila yang sudah mapan di dalam Republik Indonesia ini. Masyarakat yang dulunya suka dan senang pada sistem haluan negara, diubah menjadi paling pembenci kepada sistem negara damai tentram ini.

Semua langkah tersebut dilakukan atas satu misi yang telah menjadi doktrin harga mati kelompok radikal, yaitu mengubah ideologi Indonesia menjadi sistem Khilafah. Bagi kelompok radikal merasa perlu untuk bergerak di gelanggang politik dan membangun basis massa sebanyak-banyaknya. Agar, kelompok radikal menjadi kuat dan menjadi manusia penghancur seperti yang terjadi di Afghanistan. Apa yang terjadi di Afghanistan itu potret nyata bagaimana masyarakat di sana terpancing oleh rayuan gombal para “teroris”.

Di Indonesia jangan sampai terjadi seperti negara Afghanistan, negara hancur luluh lantak dan perang saudara. Di sana, bergolak atas provokasi dan sistem yang mereka tidak tahu bagaimana menerapkannya. Ciri provokasi yang tersebar di grub-grub WA dan website abal-abal, adalah menjelekkan sistem pemerintahan, dengan maksud tujuan untuk mendulang simpati hati masyarakat. Dari sini, maka masyarakat akan melucuti rasa nasionalismenya dan kecintaan atas Tanah Air tercinta. Naiknya harga BBM dan harga pokok ini, jangan sampai membuat masyarakat terpancing dan meniti karir sebagai teroris. Waspadalah provokasi dan keberadaan aktivitas terorsisme di dalam isu naiknya harga barang sekarang ini.

Agus Wedi
Agus Wedi
Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru