27.8 C
Jakarta

Mereka ”Sok” Anti Pancasila, Ngerti Isinya Nggak?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMereka ”Sok” Anti Pancasila, Ngerti Isinya Nggak?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Seringkali saya mendengar sebagian orang membenturkan Pancasila dengan agama. Katanya, Pancasila itu sekuler, liberal, atau apalah. Mereka kafirkan Pancasila dan katakan tidak semulia Al-Qur’an. Intinya, Pancasila buruk di mata mereka.

Klaim terhadap Pancasila yang begitu-begitu penting ditanggapi. Dibenarkan. Agar tidak banyak bangsa ini yang terjebak dalam cara berpikir eksklusif semacam itu. Saya katakan eksklusif, ini bukan tuduhan sepihak, sebab orang yang anti Pancasila sesungguhnya tidak paham agama (bila enggan berkata: tidak mendalam ilmu agamanya). Mereka pasti tidak mengerti nilai-nilai yang diperjuangkan dalam Pancasila.

Pancasila itu dibangun oleh orang yang berilmu dan beragama. Tidak mungkin mereka tidak menyisipkan pesan-pesan agama di dalamnya. Itu mustahil. Sebab, segala yang dicipta pasti ada subjektivitas penciptanya. Subjektivitas ini tumbuh dari lingkungan di mana mereka dibesarkan. Sepanjang sejarah, pendiri Pancasila bukan orang yang ateis, justru mereka nasionalis dan agamis.

Nasionalis dan agamis menjadi modal buat bangsa Indonesia dalam membangun negerinya. Tidak bisa membangun Indonesia dengan menghilangkan sikap nasionalis. Itu omong kosong. Sebab, sikap nasionalis menjadi bagian dari bangsa ini mencintai negerinya. Begitu pula, bangsa ini harus agamis dengan beragama, karena itu simbol hubungan dia dengan Tuhannya.

BACA JUGA  Mengapa Isu Terorisme Tidak Muncul Lagi Akhir-akhir Ini?

Pancasila tidak perlu diragukan lagi mengenai nilai-nilai agamis dan nasionalisnya. Buktinya, pada Sila Pertama disebutkan, ”Ketuhanan yang Maha Esa”. Ini memberikan pesan bahwa bangsa ini harus bertuhan atau bersikap agamis. Kemudian pada sila-sila berikutnya, mulai kelihatan sikap nasionalisnya dengan menegakkan kepentingan kemanusiaan, keadilan, dan persatuan.

Mustahil nasionalisme tumbuh di negeri ini jika satu dengan yang lain saling menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan. Negeri ini akan hancur tanpanya. Karena, di sana sudah tidak ada cinta. Bukankah cinta terhadap negeri itu bagian dari nasionalisme? Kemanusiaan, keadilan, dan persatuan adalah bukti nyata dari cinta itu sendiri.

Maka, tidak perlu lagi meragukan, apalagi mempersoalkan nilai-nilai agamis dan nasionalis dalam Pancasila. Pancasila dibuat tentu sudah mengacu terhadap pesan-pesan Al-Qur’an. Sungguh lucu bila ada sebagian orang yang ”sok” anti Pancasila dan ”sok” agamis. Mereka pasti tidak ”ngerti” agama.

Sebagai penutup, tidak perlu didengar orang yang anti Pancasila. Mereka pasti tidak punya cinta terhadap negeri ini. Mereka perusak. Mereka serang negeri ini dengan merobohkan Pancasila sebab Pancasila adalah dasar suatu negara. Jika dasarnya sudah rapuh, tinggal nunggu negerinya yang bakal runtuh.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru