30.1 C
Jakarta
Array

Merapikan Pemikiran Bertrand Russell

Artikel Trending

Merapikan Pemikiran Bertrand Russell
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Selama lebih dari setengah abad, Bertrand Russell menyerang otoritas dogma agama sebagai sebuah sudut pandang tentang kemajuan manusia dengan segala kecemerlangan, kecerdasan dan pencerahannya. Bertrand Russell berhasil menelurkan banyak karya, diantaranya Sejarah Filsafat Barat , Bertuhan Tanpa Agama (2013), Berpikir ala Filsuf (2002), Akal Sehat dan Ancaman Nuklir (2002), dan Teori Relativitas Einstein: Penjelasan Populer untuk Umum (2009).

Kehadiran buku Gagasan-gagasan Bertrand Russel ini, secara umum memiliki hasrat untuk mengupas kebutuhan mendasar manusia. Robert E. Egner beranggapan bahwa buku ini benar-benar karya terbaik Bertrand Russell. Pemikiran dan kepenulisan Russell membentang luas dari filsafat, moral, pendidikan, sejarah, agama, hingga politik. Pemikiran Russell terbentuk dan matang melalui dua fase penting kesejarahan Eropa: perubahan transisional Inggris dari monarki absolut menuju monarki republikan (mengadopsi demokrasi liberal dalam konstitusi Inggris), kemudian masa kebangkitan filsafat positivisme-empirisisme yang menyerukan kritik terhadap tradisi idealisme Inggris (yang dipelopori David Hume). Ia jadi begitu kompleks dan termasuk salah seorang filsuf dengan pemikiran yang selalu bergerak.

Menurutnya, manusia memiliki hasrat keserakahan, keangkuhan, permusuhan dan gila kekuasaan. Dalam politik misalnya, biang dari ulah manusia bersumber dari naluri tersebut. Pemimpin politik yang dapat meya­kinkan massa, bahwa ia dapat memuaskan hasrat-hasrat itu mampu menyihir massa untuk percaya bahwa 2+2=5, agar kekuasaannya didukung secara mutlak. Sementara pemimpin politik yang mengabaikan hasrat-hasrat dasar itu, biasanya tidak akan mendapat dukungan dari massa. Psikologi dinamika pergerakan massa ini merupakan bagian penting dari keahlian para pemimpin politik yang sukses.

Russell bukan penulis prosa maupun puisi, namun panitia Hadiah Nobel menganggap teks-teks nonfiksinya memiliki kadar sastrawi tinggi. “Hasrat untuk menikmati kesenangan merupakan keinginan terpendam dalam diri manusia, terutama pada pria. Saya menduga bahwa di tahap berburu-meramu (hunting-gathering), manusia lebih mudah merasa puas dibanding masa sebelumnya. Berburu itu menarik, berperang itu menarik, dan saling bercumbu juga menarik. Pria primitif yang nomad akan mengatur bagaimana berselingkuh dengan wanita sementara suaminya tidur di sisinya”.

Buku yang menggugah dan memprovokasi ini menawarkan beberapa karya terbaik Bertrand Russell di pelbagai subjek kajian, seperti psikologi, politik, pendidikan, agama, dan etika. Lembaran-lembaran dalam buku yang luar biasa ini, secara blakblakan dan orisinal menunjukkan kejeniusan Russel dalam menguak ke­curigaan, kecemasan, gila kekuasaan, kebencian, dan sikap intoleran yang bersemayam di benak ma­syarakat maju.

Walaupun hasrat tadi bisa muncul sebagai gangguan, pada akhirnya mereka tetap menikmati dengan pera­saan. Sagung Tuhan- yang sebenarnya juga masih dianggap teka-teki, perasaan yang mustahil dialami orang awam. Lapi­san terpendam dari si­fat alami mereka menegaskan kem­bali siapa diri mereka sesungguhnya, kecuali jika intelektual tetap mem­pertahankan bahwa penegasan itu sendiri terbungkus oleh mitos. Pe­laku ritual mistik telah menyatu dengan Tuhan.

Russell bukan hanya mengemas pemikiran akademis secara sastrawi, namun juga memberi cita rasa humor. Kita merasakan humor tatkala memungut kutipan pemikiran politik Russell, “Di sebuah kapal yang mengalami kecelakaan dan terancam karam, para kru mematuhi perintah tanpa perlu tahu alasan di balik perintah itu. Mereka hanya memiliki tujuan bersama, dan perintah tersebut tidak sulit dimengerti untuk mencapai tujuan tadi. Namun, jika sang kapten diharuskan, sebagaimana Pemerintah, untuk menjelaskan prinsip-prinsip tertentu agar perintahnya bijaksana, kapal tersebut akan tenggelam sebelum pidatonya berakhir.” Kutipan itu sengaja Russell jadikan ilustrasi, untuk kemudian diperas dalam satu kalimat, “Politik, secara luas diatur oleh kata-kata yang singkat dan tegas, yang tanpa kebenaran.”

Sikap politik Russell yang paling tegas (dan termasyhur) barangkali pendiriannya terhadap perang dan penggunaan senjata nuklir. Pendirian Russell didukung beberapa ilmuwan, termasuk Albert Einstein. Para ilmuwan itu sepakat menandatangani resolusi yang berbunyi, “Merupakan fakta bahwa dalam dunia di masa mendatang, senjata nuklir pasti akan digunakan, dan itu pasti akan mengancam peradaban umat manusia. Kami mendesak para pemerintah negara di seluruh dunia ini untuk menyadari, dan untuk memahami pandangan umum, bahwa tujuan mereka tidak dapat dicapai dengan perang, dan kami mendesak mereka untuk menemukan cara-cara damai untuk menyelesaikan segala perselisihan yang terjadi di antara mereka.”

Judul               : Gagasan-gagasan Bertrand Russell

Penulis             : Bertrand Russell

Editor              : Robert E. Egner

Penerbit           : Bright Publisher

Cetakan           : Pertama, 2017

Tebal               : iv + 152 halaman; 13 x 19 cm

ISBN               : 978-602-6657-58-9

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru