Menyembah Allah atau Amal?
Orang (hati) yang menyembah Tuhan itu berkeyakinan bahwa:
– Mengerjakan setiap amal yang diperintah Tuhan Allah swt itu atas dasar murni karena perintah, maka ia tidak mengharapkan balasannya. Soal surga atau neraka itu hak prerogatif Allah. Amal tidak bisa memaksakan sesuatu apapun, apalagi memaksa Allah agar sesuai kehendaknya.
– ikhtiar/usaha itu jangan karena kewajiban, soal hasil itu bukan urusan ia, tapi dipasrahkan sepenuhnya kepada Allah swt sebagai pemegang SK penuh. Sehingga apabila Amal/usahanya selenco, meleset dari rancangannya, ia tidak putus asa dan tetap berharap kepada Allah swt. Woles aja!
Sedangkan orang (hati) yang menyembah Amal itu ia berkeyakinan bahwa:
– Amal ibadah yg ia kerjakan karena mengharapkan sesuatu dari Allah, maka dengan modal Amalnya yang terbatas itu ia melonjak mau barter minta surganya Allah swt. Koplak kan?
– Ia berkeyakinan setiap keberhasilan adalah karena hasil usahanya sendiri, dalam hatinya berkata : Harus berhasil, harus tercapai… harus..harus dan harus…
(Harus menang, harus penjarakan, harus khilafah..! Ups sorry)
Sehingga apabila usahanya selenco, meleset tidak sesuai dengan rancangan. Maka ia berputus asa, putus harapan dari Allah swt. Ujungnya galau, bete, dan cemen. (Ahmad Ghozali)