30 C
Jakarta

Menyelamatkan Pemudik dari Terorisme

Artikel Trending

EditorialMenyelamatkan Pemudik dari Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Menurut berita, pergerakan pemudik mengalami peningkatan yang cukup signifikan di semua moda angkutan. Di jalan, aktivitas pemudik sejauh ini terbilang masih lancar.

Mudik kali ini berbeda dengan tahun lalu, karena hantaman besar covid-19. Berdasarkan Survei Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kemenhub, potensi pergerakan pemudik secara nasional pada musim Lebaran tahun ini ialah 45,8% atau 123,8 juta orang, meningkat 14,2% jika dibanding dengan tahun lalu.

Dengan pergeran mudik yang terlampaui ramai tersebut, tidak alasan bagi pemerintah untuk gagal dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan pahit terjadi. Karena itu, bukan hanya kemacetan yang memang menjadi jatah tahunan yang dicarikan jalan keluarnya, namun juga tanda-tanda yang lain seperti terjadinya teror di tengah jalur aktivitas pemudik.

Kita tahu mudik adalah bertumpuknya emosional masyarakat. Di sana ada makna solidaritas, sosial, hasrat, dan ekonomi yang tinggi. Mudik bisa diartikan sebagai kearifan lokal Indonesia. Namun arti mudik tidak akan indah manakala terjadi kekotoran berupa teror dari terorisme seperti kebiasaan menjelang Idulfitri.

Oleh sebab itu, di tengah gelombang arus mudik, pemerintah dan masyarakat harus saling menjaga akan terjadinya terorisme. Sebab, bukan tidak mungkin para teroris tidak main mata dan berhasrat meneror orang-orang yang tidak sejalan dengan mereka. Apalagi, melihat para pemudik yang begitu luar biasa laju keramaian yang terjadi. Bisa jadi mudik dijadikan sebagai momentum untuk kebutuhan terorisme sehingga dampaknya sangat dahsyat.

BACA JUGA  Fitnah Keji Aktivis Khilafah Terhadap Toleransi di Indonesia

Kendati mudik adalah jalan untuk mengusung semangat membasmi terorisme. Aktivitas ritual tahunan Indonesia itu perlu ditekadkan menjadi peluang membasmi kejatahan dan mendatangkan kebaikan. Mudik diharapkan menjadi penerang dan menyatukan dari masing-masing kedirian.

Jika tidak ada teror di jalan atau di tempat-tempat ramai, mudik menjadi pengobat pada tenaga, hati, dan pikiran. Seseorang bisa bertatap muka, saling, bersilaturahim dengan sanak famili, berziarah, dan menikmati suasana kampung halaman yang indah. Mudik jadi oase mengendurkan saraf pikiran dan jiwa-jiwa yang berontak. Karena itulah teror perlu dihindarkan.

Keberhasilan pemudik bukan karena dihiasi dengan pamer harta dan kesuksesan yang didapat dari kota. Keberhasilan pemudik terjadi karena bisa saling menyambungkan mindset masyarakar kota dan desa, menyambungkan yang radikal dan moderat, serta menghilangkan paham yang radikal-nakal menjadi tenaga baru untuk memulai kehidupan yang lebih baik.

Keberhasilan pemudik adalah memperkuat solidaritas sosial umat Islam secara keseluruhan. Keberhasilan pemudik adalah menjadikan dunia dan umat damai, makmur dan sejahtera.

Secara teoritis, mudik Lebaran 2023 justru dikatakan berhasil bilamana bisa melanggengkan kedamaian, mendatangkan kesejahteraan, dan mengukuhkan kearifan lokal yang berdimensi vertikal dan horizontal. Karena itulah, mudik kali ini harus terhindar dari terorisme. Ingat, langkah pencegahan bisa membunuh bibit teroris, dan juga mengindahkan dunia dari kekerasan, kehancuran, dan kebinasaan.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru