25.7 C
Jakarta

Menularkan Kebiasaan Menulis

Artikel Trending

KhazanahLiterasiMenularkan Kebiasaan Menulis
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Menulis adalah pekerjaan yang sungguh mengasyikkan karena mampu menembus sekat-sekat yang ada selama ini. Sehingga tulisan yang kita buat dapat dibaca siapa saja dan siapapun orangnya tentu termotivasi untuk membacanya. Jika hal semacam ini dapat berjalan secara kontinyu maka kegiatan literasi di manapun kemudian akan terdorong dan berkembang secara baik pula. Kebiasaan menulis harus kita dorong.

Menumbuhkan kegiatan literasi salah satunya akan menumbuhkan kegiatan menulis pada setiap orang. Tentu saja hal ini  bukanlah hal mudah untuk dilakukan jika memang dari orang bersangkutan tak ada keinginan untuk menulis. Namun begitu sesungguhnya menularkan kebiasaan menulis kepada orang lain adalah kegiatan yang bisa menjadi salah satu bentuk ajakan kepada orang lain untuk sama-sama menulis juga.

Terbentuknya tempat komunitas atau tempat untuk penulis atau kegiatan lain yang diminta oleh pihak lembaga pemerintah, hal merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat seseorang, terutama dalam karya tulisan agar lebih banyak tentang pengalaman dalam menulis (Gifarli Muhammad dan Solehati).

Tak mengherankan jika banyak penulis yang karya tulisnya telah menembus media-media nasional berani membuka pendaftaran untuk pelatihan penulisan kepada orang-orang yang memiliki minat untuk menjadi penulis, baik yang berbayar ataupun yang gratisan.

Bukan sampai di situ saja, melainkan juga membentuk kominitas-komunitas kepenulisan dari berbagai profesi agar mereka tertarik untuk pula menjadi penulis. Hal ini menandakan jika untuk melahirkan para penulis baru salah satu yang mesti dilakukan adalah dengan menularkan kebiasaan menulis itu.

Aktivitas semacam ini memang terbilang cukup efektif menghasilkan para penulis baru. Uniknya, para calon penulis ini dimentori oleh orang yang telah malang melintang di dunia tulis menulis tersebut. Mereka dipandu tata cara menulis artikel yang baik hingga mampu menembus media massa baik cetak maupoun online.

Tentu ini menjadi keuntungan tersendiri bagi para penulis pemula karena mereka bisa belajar banayak dari para penulis senior. Tetapi hal itu tidak cukup, tentunya tetap pula mereka harus berlatih menulis pula agar ritme menulisnya tetap terjaga.

Memang tidak semua penulis memiliki semangat dan keinginan menularkan kebiasaan menulisnya pada orang lain. Ada sebagian penulis yang memang takut tersaingi, namun di isisi lain ada pula penulis yang murah hati tanpa berbayar sekalipun mereka mau berbagi tentang dunia kepenulisannya sehingga banyak orang yang termotivasi untuk mengikuti jejaknya sehingga lambat laun banyak penulis baru bermunculan, dan hal inilah yang kemudian dapat memajukan dunia literasi.

Ada dua pengalaman penulis yang menjadikan alasan kuat mengapa kita mesti menularkan kebiasaan menulis itu. Pertama, Dyah Purbo Arum Larasati, ketika beliau tertarik untuk menulis sinopsis/ide cerita untuk di SCTV. Penulis menjadi mentornya dan stimulasi Latihan cara menulis agar tembus ke stasiun TV tersebut.

BACA JUGA  Mungkinkah Skill Menulis Seseorang Menghilang?

Benar sekali, ketika virus kebaikan itu diberikan dan yang bersangkutan bersemangat melakukannya maka akhirnya yang bersangkutan bisa menulis sampai akhirnya dalam satu bulan itu ada sinopsis yang diacc 2-3 ide cerita. Kedua, dialami sahabat penulis, Deni Hendarson Rakasa, dia minta diajari cara menulis feature tentang lingkungan.

Pria ini bukanlah orang yang tahu dunia tulis menulis namun ketika termotivasi menulis dan penulis mau menularkan kebiasaan menulis maka yang bersangkutan bersemangat menulis hingga akhirnya ia pun mampu menulis dan tembus tulisannya di AyoBandung.com.

Dari dua peristiwa ini kita ditunjukkan ternyata memberikan sesuatu yang positif bagi orang lain seperti menularkan kebiasaan menulis kepada orang lain, ternyata lambat laun bisa menghasilkan para penulis. Hal ini membuktikan bahwa setiap penulis pun walau memiliki idealisme tersendiri tetapi tidak ada  salahnya untuk bisa berbagi dengan menularkan kebiasaan menulisnya.

Bukankah dengan banyaknya penulis baru hasil didikan kita merupakan perbuatan amal yang banyak sekali manfaatnya. Bukan saja berbagi ilmu, tetapi juga bisa berbagi rezeki pula dengan mereka dan yang lebih dari itu boleh kita katakan juga bahwa hal tersebut adalah bagian yang tak terpisahkan dari berlomba-lomba dalam kebaikan.

Majum mundurnya dunia literasi di negeri ini bisa mungkin salah satunya ditentukan oleh para penulis itu sendiri. Di sini penulis bukan saja dituntut menghasilkan tulisan yang beranfaat bagi para pembaca saja, namun lebih dari itu sudah harus terpikirkan sejak dini bahwa ia pun berkewajiban untuk menghasilkan para penulis baru agar dunia literasi itu sendiri tumbuh dan berkembang secara baik.

Semua ini memang akan kembali ke pribadi penulis itu sendiri tetapi para penulis yang berpikiran maju tentu akan memikirkan regenerasi dalam dunia kepenulisan karena sebagai seorang penulis takkan selamanya bisa menulis yang sebabkan karena meninggal dunia atau karena uzur Karenanya dengan mampu menularkan kebiasaan menulis maka ruh kepenulisan akan tetapm ada walaupun jasadnya telah terkubur.

Oleh sebab itu maka alangkah lebih baik dari sejak dini untuk selalu menularkan kebiasaan menulis tersebut karena manfaatnya sangat luar biasa di mana akan muncul para penulis baru yang akan menumbuhkembangkan dunia literasi dan lebih dari itu akan memajukan Indonesia karena banyak orang yang berpikiran maju yang bisa menuangkan ide-idenya melalui tulisan.

Deffy Ruspiyandy
Deffy Ruspiyandyhttps://www.www.harakatuna.com/
Penulis artikel di berbagai media massa cetak dan online, Penulis ide cerita di beberapa TV Swasta, bermukim di Bandung.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru