Harakatuna.com. Hebron – Menteri Wakaf dan Agama Otoritas Palestina, Muhammad Najm, secara tegas menolak upaya pendudukan Israel untuk menutup pintu Masjid Ibrahimi di Hebron, yang terletak di sebelah selatan Tepi Barat. Najm menilai langkah ini sebagai tindakan yang merusak status sejarah dan warisan Masjid Ibrahimi, serta melanggar kewenangan eksklusif yang dimiliki oleh Kementerian Wakaf Palestina dalam pengelolaan tempat suci tersebut.
Menurut laporan Quds Press, Najm menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (11/3) bahwa Kementerian Wakaf Palestina memiliki hak penuh untuk melakukan pekerjaan restorasi dan perbaikan yang diperlukan di masjid tersebut, termasuk pada bagian-bagian tertentu yang dikelola oleh kementerian. “Pendudukan bertujuan mengubah tempat suci tersebut menjadi sinagoge khusus Yahudi, dan berupaya mencabut kewenangan Kementerian Wakaf Palestina, serta mengambil alih kendali penuh atas tempat suci tersebut,” ujar Najm.
Najm juga mengungkapkan bahwa tindakan tersebut merupakan upaya untuk menghapuskan elemen-elemen keagamaan, sejarah, warisan, dan identitas Islam yang ada di dalam Masjid Ibrahimi. Ia menambahkan bahwa pendudukan Israel berusaha untuk membagi masjid tersebut dalam ruang dan waktu, yang berpotensi merusak fungsi religiusnya bagi umat Islam.
Menteri Wakaf Palestina menegaskan bahwa pihak kementerian tidak akan menerima dengan cara apa pun pelanggaran terhadap Masjid Ibrahimi. “Kami tidak akan membiarkan pelanggaran terhadap status Masjid Ibrahimi dan akan terus berjuang untuk mempertahankan keaslian tempat suci ini,” tambahnya.
Masjid Ibrahimi, yang juga dikenal sebagai Cave of the Patriarchs, merupakan salah satu tempat suci yang penting bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen. Masjid ini telah terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, yang mengakui bahwa tidak ada bangunan penting di dalam kompleks masjid yang boleh diubah tanpa persetujuan internasional.
Langkah Israel yang berupaya mengubah status Masjid Ibrahimi menjadi tempat ibadah eksklusif bagi Yahudi telah menuai kecaman keras dari berbagai pihak, baik di dalam negeri Palestina maupun internasional. Najm menegaskan, “Masjid Ibrahimi adalah warisan budaya dan sejarah Islam yang harus dilindungi, dan kami akan terus melawan setiap upaya untuk merusak atau mengubahnya.”