27.7 C
Jakarta
spot_img

Menteri Agama Tegaskan Ajaran Agama Mengutamakan Cinta, Kerukunan, dan Persaudaraan

Artikel Trending

AkhbarNasionalMenteri Agama Tegaskan Ajaran Agama Mengutamakan Cinta, Kerukunan, dan Persaudaraan
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ajaran agama harus mengutamakan nilai-nilai cinta, kerukunan, dan persaudaraan, bukan perbedaan dan kebencian. Pernyataan ini disampaikan oleh Nasaruddin dalam pertemuan dengan peserta Kuliah Kerja Profesi (KKP) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri di Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, pada Sabtu (8/3/2025).

Menurutnya, sudah saatnya umat beragama di Indonesia menyingkirkan doktrin perbedaan yang justru menciptakan perpecahan, dan menggantinya dengan ajaran yang mengedepankan kasih sayang serta kerukunan. “Selama ini, orang mengajarkan agama dengan mendoktrinkan perbedaan, bahkan kebencian. Sekarang harus diubah total. Semua agama mengajarkan keramahtamahan, kerukunan, peningkatan nilai kemanusiaan, dan persaudaraan,” tegas Nasaruddin, seperti yang dilansir dari laman resmi Kementerian Agama.

Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon terhadap berbagai fenomena sosial yang mengarah pada perpecahan antar umat beragama yang kerap terjadi di masyarakat. Menurut Nasaruddin, pendekatan keberagamaan di Indonesia harus lebih dari sekadar koeksistensi. Ia menjelaskan bahwa koeksistensi berarti hanya hidup berdampingan tanpa ada gangguan antar agama, tetapi hal itu tidak cukup untuk mewujudkan kerukunan yang sesungguhnya.

“Kita tidak cukup hanya menciptakan masyarakat yang koeksistensi. Itu hanya sebatas hidup bersama tanpa saling mengganggu. Kita harus melangkah lebih jauh, menciptakan toleransi yang sesungguhnya. Tidak cukup hanya tidak saling mengganggu, tetapi harus ada rasa persaudaraan,” lanjutnya.

Menag Nasaruddin juga menyampaikan bahwa dalam konteks kehidupan berbangsa, nilai persaudaraan antar umat beragama sangat penting. Toleransi, menurutnya, bukan hanya soal tidak mengganggu satu sama lain, tetapi lebih kepada membangun pemahaman dan rasa saling menghargai antar individu meskipun berbeda keyakinan.

“Toleransi itu tidak cukup hanya tidak saling mengusik, tidak saling mengganggu, tapi kita harus diikat oleh ikatan cinta,” ungkapnya, menunjukkan bahwa cinta adalah dasar dari toleransi yang sejati.

Pernyataan Nasaruddin juga berfokus pada pentingnya pendidikan agama sebagai sarana untuk membentuk karakter bangsa. Ia menekankan bahwa peran guru agama sangatlah vital dalam membentuk mentalitas generasi muda yang menghargai keberagaman. Menurutnya, pendidikan agama tidak boleh terfokus hanya pada pengetahuan ajaran agama masing-masing, tetapi harus mengajarkan nilai-nilai persatuan.

“Saya minta kepada guru-guru agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, untuk mengajarkan persatuan. Jangan mengajarkan perbedaan yang bisa menciptakan sekat-sekat sosial. Indonesia adalah negara dengan keberagaman luar biasa, jika sejak kecil anak-anak didoktrin dengan perbedaan, maka dampaknya bisa sangat berbahaya,” ungkap Nasaruddin dengan penuh penekanan.

BACA JUGA  Potensi Gangguan Keamanan dan Terorisme Selama Ramadan, Masyarakat Diminta Waspada

Lebih lanjut, Nasaruddin mengingatkan bahwa kerukunan antar umat beragama adalah kunci utama bagi keutuhan bangsa Indonesia. Dalam pandangannya, meskipun konflik negara dapat diatasi oleh kepolisian atau aparat keamanan lainnya, namun konflik antar agama jauh lebih sulit diselesaikan karena melibatkan masalah identitas dan pandangan hidup yang mendalam.

“Kalau konflik negara bisa diatasi oleh kepolisian, tetapi kalau konflik antar agama, itu lebih sulit. Orang bisa menganggapnya sebagai perjuangan hidup-mati atau mati syahid. Oleh karena itu, menciptakan kerukunan adalah tanggung jawab kita bersama,” jelasnya dengan serius. Nasaruddin juga mengingatkan bahwa dampak dari ketegangan antar umat beragama bisa sangat merusak tatanan sosial dan mempengaruhi stabilitas negara dalam jangka panjang.

Selain itu, Nasaruddin Umar juga menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, telah menunjukkan kepada dunia bahwa keberagaman agama dapat dijaga dengan harmonis. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga dan memperkuat toleransi sebagai fondasi persatuan.

“Indonesia ini unik. Kita adalah negara dengan jumlah Muslim terbesar, tetapi tetap rukun dalam keberagaman. Inilah yang harus terus kita jaga bersama agar bangsa ini tetap utuh,” pungkasnya.

Dalam kesempatan ini, Nasaruddin juga menekankan pentingnya terus memupuk rasa persaudaraan antar umat beragama dan tidak membiarkan perbedaan menjadi sumber perpecahan. Pernyataan Menag ini sangat relevan mengingat Indonesia merupakan negara dengan tingkat keragaman yang sangat tinggi, baik dalam aspek agama, budaya, maupun etnis. Dengan populasi yang sangat majemuk, menjaga kerukunan antar umat beragama menjadi tantangan besar sekaligus prioritas penting bagi negara.

Melalui pernyataan ini, Menag Nasaruddin Umar mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bekerja sama dalam mewujudkan toleransi sejati dan memastikan bahwa ajaran agama tidak digunakan sebagai alat untuk memperburuk perpecahan, melainkan sebagai jembatan pemersatu bangsa. Dengan peluncuran berbagai inisiatif seperti Kurikulum Cinta yang mengedepankan nilai-nilai toleransi, diharapkan Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menjaga harmoni dan persatuan di tengah keberagaman.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru