29 C
Jakarta
Array

Menjaga Lisan

Artikel Trending

Menjaga Lisan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menjaga Lisan

Oleh : Didi Junaedi*

Sebuah pepatah bahasa Arab menyebutkan:” Al-Kalamu yanfudzu ma la tanfudzuhu al-Ibaru.” Ucapan itu dapat menembus apa yang tidak dapat ditembus oleh jarum’.

Ungkapan di atas menegaskan tentang betapa pentingnya seseorang menjaga lisannya. Ya, menjaga lisan, atau menjaga ucapan—termasuk berhati-hati dalam memposting sebuah tulisan di media sosial– merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup ini. Karena membiarkan lisan kita untuk mengucapkan apa pun yang ada di benak kita tanpa pikir panjang, hanya akan berdampak buruk bagi diri kita.

Betapa banyak orang yang begitu menyesal setelah dia mengucapkan sesuatu yang ternyata berdampak buruk bagi dirinya di kemudian hari. Betapa banyak pula orang berurusan dengan hukum gara-gara ucapannya dianggap melecehkan, mendiskriditkan dan menyakiti orang lain.

Begitu pentingnya sebuah ucapan, sehingga Rasulullah Saw menjadikannya sebagai pra-syarat keimanan seseorang. Beliau menegaskan dalam salah satu sabdanya, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam…” (HR. Bukhari-Muslim)

Perkataan yang baik, akan menyamankan, menentramkan, mendamaikan, sekaligus membahagiakan orang yang mendengarnya. Orang yang selalu berkata baik apalagi sopan, akan mendapat tempat di hati orang lain. Orang akan menghargai dan terkesan dengan ucapannya.

Sebaliknya, seseorang yang terbiasa mengucapkan kata-kata yang buruk, kasar bahkan seringkali menyakitkan, dengan kata lain tidak bisa menjaga lisannya, bisa dipastikan bahwa dia akan dijauhi orang, tidak akan pernah mendapat tempat di hati orang lain, dan pada gilirannya dia akan menanggung akibat dari apa yang diucapkannya.

Mulutmu harimaumu, demikian sebuah petuah bijak menyebutkan. Jika mulut tidak dijaga dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi sumber malapetaka. Ibarat harimau, jika tidak dijinakkan dia akan menerkam apa pun yang ada di sekelilingnya. Maka, berhati-hatilah dengan mulut. Berhati-hatilah dengan lisan dan ucapan kita. Ia bisa menjadi sahabat yang akan membawa kita pada posisi terhormat di mata manusia dan di hadapan Allah. Di sisi lain, ia juga bisa menjadi musuh yang akan menjerumuskan kita ke jurang kesengsaraan

*Penulis adalah dosen IAIN Syekh Nurjati, Cirebon

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru