28.9 C
Jakarta
spot_img

Menjaga Kebersihan Hati Dengan Menjauhi Ghibah

Artikel Trending

Asas-asas IslamTasawufMenjaga Kebersihan Hati Dengan Menjauhi Ghibah
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Menjaga kebersihan hati adalah hal yang sangat dianjurkan dalam syariat agama Islam. Karena dengan hati yang bersih, manusia akan mudah menerima hikmah, ilmu dan nasehat. Orang yang hatinya terkontaminasi dengan penyakit hati seperti ghibah, hasud dan dengki biasanya hidupnya tidak tenang. Oleh karena yang demikian, maka teramat penting menjaga kebersihan hati bagi orang yang beriman.

Nabi Muhammad dalam sebuah hadisnya menjelaskan bahwa salah satu upaya untuk menjaga kebersihan hati adalah dengan menjauhi ghibah. Karena ghibah secara tidak langsung akan membuat hati kotor karena sering membicarakan orang lain. Nabi Muhammad bersabda:

وعَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُبَلِّغُنِي أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِي عَنْ أَحَدٍ شَيْئًا، فَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَخْرُجَ إِلَيْكُمْ وَأَنَا سَلِيمُ الصَّدْرِ». رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي.

Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, jangan sampai ada seseorang dari sahabatku yang menyampaikan sesuatu yang buruk tentang orang lain kepadaku, karena aku ingin keluar (bertemu) kalian dalam keadaan hatiku bersih.”

Hadis ini menjadi petunjuk bagi orang yang beriman, ketika sedang berkumpul-kumpul maka hindarilah membicarakan orang lain. Jika ada orang yang hendak membicarakan orang lain maka lebih baiknya mencoba untuk menghindar seraya mengalihkan topik pembicaraan.

BACA JUGA  Suka Menyendiri, Perhatikanlah Peringatan Rasulullah Berikut Ini

Imam Nawawi dalam sebuah kitabnya, Riyadhus Shalihin menjelaskan rambu-rambu diperbolehkan membicarakan orang lain (ghibah) agar terjaga dari penyakit hati sehingga kebersihan hati terjaga. Setidaknya ada 6 rambu-rambu jika ingin membicarakan orang lain:

  1. Mengadu kezaliman. Ketika mengadukan kezaliman kepada pihak berwenang, misalnya mengatakan, “Si Fulan telah menzalimi saya.”
  2. Meminta bantuan menghentikan kemungkaran. Meminta bantuan pada orang yang mampu menghentikan kemungkaran, misalnya, “Si Fulan telah melakukan hal ini, tolong bantu agar ia kembali ke jalan yang benar.”
  3. Meminta fatwa. Ketika meminta fatwa, misalnya bertanya, “Saudaraku telah menzalimi saya, apa yang harus saya lakukan?”
  4. Memberi peringatan kepada kaum muslimin. Contohnya, memperingatkan tentang kelemahan hafalan seorang perawi hadis untuk menghindari kerancuan dalam ilmu.
  5. Menyebut orang yang terang-terangan bermaksiat. Maksudnya adalah membicarakan maksiat yang dilakukan terang-terangan, bukan aspek lainnya.
  6. Menggunakan julukan yang sudah dikenal. Menyebut seseorang dengan julukan yang dikenal, seperti “si buta,” jika diperlukan untuk identifikasi. Namun, lebih baik menggunakan kata-kata yang tidak menyakitkan.

Walhasil, marilah kita sebagai orang yang beriman untuk senantiasa menjaga kebersihan hati dengan menjauhi ghibah. Apabila dalam suatu perkumpulan ada yang ingin membicarakan orang lain maka perhatikan rambu-rambu yang dijelaskan oleh Imam Nawawi, Wallahu A’lam Bishowab.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru