28.2 C
Jakarta

Menjadi Umat Terbaik pada Malam Nisfu Sa’ban, Gimana Caranya?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMenjadi Umat Terbaik pada Malam Nisfu Sa'ban, Gimana Caranya?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Baru saja tadi malam umat Islam memasuki malam Nisfu Sa’ban. Pada malam ini biasanya dilakukan kegiatan rutin berupa shalat sunnah, baca tiga kali Surah Yasin dengan masing-masing diniatkan untuk tiga perkara yaitu niat panjang umur dalam ketaatan kepada Allah, niat mohon rezeki yang halal, dan niat tetap iman, kemudian dilanjutkan dengan saling memaafkan satu sama lain.

Pada malam yang penuh berkah ini umat Islam melantunkan zikir yang cukup indah maknanya. Bunyinya begini, “Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sa’bana wa ballighna Ramadhana“. Maksudnya, seluruh umat Islam memohon keberkahan hidup pada bulan Rajab dan Sa’ban dan memohon dipanjangkan umur sehingga bisa menunaikan puasa di bulan Ramadhan.

Pada sekian kegiatan rutin tersebut disertai zikir yang maknanya indah, umat Islam hendaknya merenungkan, bukan hanya melakukannya. Perenungan ini adalah langkah terbaik yang dapat mengantarkan mereka menjadi manusia yang baik pula atau biasanya disebutkan dalam Al-Qur’an dengan istilah “khaira ummah“. Manusia terbaik ini memiliki potensi yang positif untuk menegakkan ajaran amar makruf nahi mungkar.

Penting diperhatikan, penegakan amar makruf nahi mungkar ini hendaknya ditangani oleh orang yang tidak punya potensi positif tersebut. Karena, jika dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, akan menghadirkan kemungkaran yang baru. Semisal, kemungkaran pemaksaan dalam beragama, kemungkaran dalam menebar permusuhan, dan yang paling tragis kemungkaran dalam aksi kejahatan terorisme.

Manusia yang terbaik mereka yang dibangun dengan niat yang baik pula. Mereka tidak melupakan tiga macam niat yang diikrarkan ketika membaca Yasin pada malam Nisfu Sa’ban. Mereka akan mengingat bahwa niat panjang umur selalu dibarengi dengan ketaatan kepada Tuhannya semisal menjaga keselamatan jiwa manusia, menghormati perbedaan, dan lain sebagainya. Mereka juga tidak melupakan niat dilimpahkan rezeki di mana karunia ini digunakan untuk amal yang positif semisal membantu orang lain dalam kebaikan, bukan dalam keburukan.

BACA JUGA  Ciri-ciri Calon Pemimpin yang Layak Dipilih pada Pilpres Tahun Ini

Begitu pula, umat terbaik ini selalu mengingat niat diteguhkan imannya. Iman yang teguh tidak mudah terpengaruh paham radikal apalagi sampai melakukan kejahatan terorisme. Iman ini akan selalu membimbing manusia melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk. Karena, manusia yang dibentengi dengan keimanan akan selalu merasa diawasi oleh Tuhan sehingga mereka malu jika melakukan perbuatan mungkar berupa hate-speech, hoaks, dan aksi-aksi terorisme.

Lebih dari itu, maaf-maafan di malam Nisfu Sa’ban bukan sebagai aktivitas rutin dan formal. Itu hendaknya dipahami sebagai ikrar terhadap diri sendiri dan Tuhannya bahwa suatu saat nanti tidak akan melakukan dosa yang berhubungan dengan manusia. Karena, bagaimanapun istighfar seseorang jika dosanya berhubungan dengan manusia tidak bakal diampuni sebelum ia meminta maaf langsung dan beristighfar kepada Tuhan. Dosa yang berkaitan dengan manusia memang sangat susah dan rumit dibanding dengan yang berhubungan dengan Tuhan. Maka, maaf-maafan di malam ini jangan hanya dijadikan aktivitas formal saja.

Sebagai penutup, malam Nisfu Sa’ban hendaknya menjadi alarm yang dapat mengingatkan umat Islam untuk menjadi umat terbaik yang diharapkan dalam Islam. Kehadiran umat terbaik ini akan membawa kehidupan ini ke arah yang lebih baik juga. Hindari egoisme dan keangkuhan karena itu bukan sifat umat terbaik.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru