33 C
Jakarta

Menjadi Sosok Ayah Yang Qurani

Artikel Trending

Asas-asas IslamAl-Qur’anMenjadi Sosok Ayah Yang Qurani
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Ayah adalah sosok yang bertanggung jawab dalam sebuah keluarga untuk menjaga anak dan istrinya. Secara umum tugas utama seorang ayah adalah memberikan nafkah kepada keluarga selain juga harus ikut mendidik anaknya.

Dan yang terpenting tugas seorang ayah adalah menjaga anggota keluarganya agar terbebas dari api neraka. Hal ini seperti yang ditegaskan dalam Al-Quran, Surat At-Tahrim ayat 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Begitu berat tugas seorang ayah, maka untuk menjadi seorang ayah yang baik harus memiliki rasa tanggung jawab dan kasih sayang terhadap anaknya. Dan untuk menjadi ayah yang qurani, maka lebih baik untuk bisa melihat bagaimana Allah Mengkisahkan perjuangan seorang ayah dalam Al-Quran.

Kisah ayah yang dapat dijadikan contoh dalam Al-Quran yang pertama yaitu Ibrahim. Dalam surat As-shafat ayat 100 -102 diterangkan bahwa Ibrahim adalah sosok ayah yang sangat sayang kepada putranya yaitu Ismail. Terbukti Ibrahim selalu memanggil anaknya dengan sebutan “ya Bunayya” yang artinya panggilan kasih sayang yang luar biasa. Dalam Ayat tersebut juga dikatakan bahwa Ibrahim selalu mengajari anaknya tentang arti keikhlasan dan kepasrahan terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

BACA JUGA  Saat Ramadhan, Ini Waktu Utama untuk Membaca Al-Qur'an

Lukman Hakim Menasehati Anaknya

Kisah kedua tentang ayah teladan dalam Al-Quran adalah Lukman Hakim. Hal ini diterangkan secara jelas dalam Surat Lukman, Ayat 13-19. Sebagai seorang ayah, Lukman Hakim memberikan beberapa nasehat kepada Anaknya. Nasehat yang utama yang diberikan Lukman Hakim kepada Anaknya adalah untuk tidak menyekutukan Allah.

Sama halnya dengan Ibrahim, Lukman Hakim dalam memanggil anaknya juga dengan sebutan Ya Bunayya. Setiap nasehat dan pesan yang diberikan oleh Lukman diiringi dengan alasan logis seperti (a) Bersyukurlah kepada Allah; siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. (b) Jangan menyekutukan Allah; hal itu adalah kezaliman yang besar. (c) Berbuat baiklah dan bersyukur kepada orang tua; ibunya telah mengandung dan menyusuinya. (d) Laksanakanlah shalat, amar ma’ruf nahi munkar dan sabar; hal itu merupakan perkara yang penting. (e) Jangan sombong; Allah tidak menyukai orang sombong.

Dari dua kisah ini dapat dijadikan teladan bahwa untuk menjadi ayah yang qurani maka perlu melakukan beberapa hal diantara yaitu memanggil anaknya dengan sebutan kasih sayang, selalu menasehati anaknya untuk mempunyai akhlak yang mulia, menjaga anaknya dari perbuatan yang bisa mendekatkan ke neraka, serta selalu mengajarkan anaknya untuk selalu ikhlas dalam menjalani hidup seraya beribadah kepada tuhannya.

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru