25.4 C
Jakarta

Menjadi Pribadi yang Baik untuk Negerinya

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanMenjadi Pribadi yang Baik untuk Negerinya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Sekitar beberapa hari yang lalu, istri saya melahirkan. Perjuangan seorang istri itu memang benar adanya: nyawa taruhannya. Begitu lahir, kebahagiaan tetiba menyelusup ke dalam jiwa melebihi dari segalanya. Saya yakin, hal yang serupa dirasakan oleh orang lain.

Semesta, terlebih orangtuanya mengharapkan anak yang lahir itu menjadi pribadi yang shaleh-shalehah. Itu doa yang sering dilantunkan dalam setiap waktu. Pertanyaannya, apa itu shaleh-shalehah? Shaleh itu dapat dipahami dengan orang yang berbuat baik terhadap orang lain. Ia menjadi manusia yang bermanfaat, bukan hanya kepada dirinya tetapi juga kepada sesamanya.

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ia pribadi yang suci dari dosa. Ia tidak mewarisi dosa orangtuanya. Kefitrahan itu akan diwarnai beriring waktu seseorang itu bergaul dengan lingkungan. Jika ia mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan, ia akan menjadi pribadi yang shaleh persis seperti yang diharapkan dalam setiap do’anya. Sebaliknya, jika ia dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk, maka ia menjadi pribadi yang buruk.

Menjadi pribadi yang shaleh, manusia hendaknya menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama. Misalkan, mencela orang lain, melakukan aksi-aksi terorisme, dan lain sebagainya. Beberapa larangan ini jelas bukanlah hal-hal yang diinginkan oleh banyak orang, termasuk agama.

BACA JUGA  Mengatasi Kemiskinan dengan Memiskinkan Koruptor atau Menaikkan Gaji Pejabat?

Maka, melakukan larangan agama tidak membahagiakan banyak orang, termasuk orangtua yang melahirkan. Jelas itu memperlakukan orangtuanya. Mungkin orang itu lupa bagaimana gigihnya orangtuanya melahirkan. Jadi, orang yang gemar melakukan hal-hal yang dilarang berarti ia lupa dengan perjuangan orangtuanya.

Kemudian, orang yang bermanfaat kepada orang lain itulah pribadi yang membanggakan negerinya sendiri. Ia juga pribadi yang tidak melupakan jasa negerinya di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Kecintaan kepada negerinya sungguh besar. Itulah yang dilakukan oleh para nabi, termasuk Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Sungguh sangat disesalkan orang yang buruk perangainya!

Sebagai penutup, manusia lahir menjadi cerita. Maka, buatlah yang baik buat dirinya dan sekitarnya. Jika cerita yang ia buat baik, maka kebahagiaan itu akan menebar ke beberapa negeri. Sebaliknya, jika cerita yang ditulis itu buruk, maka kehadirannya tidak membuahkan kebahagiaan. Hindari hal-hal yang dilarang agama seperti hate-speech, aksi-aksi terorisme, dll.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru