27.3 C
Jakarta
Array

Meninjau Ulang Makna Jahiliyyah

Artikel Trending

Meninjau Ulang Makna Jahiliyyah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Zaman Jahiliyah bukan hanya bermakna zaman menyebarnya kebodohan dalam arti tidak bisa membaca, menulis atau berpikir atau berkebudayaan. Sejarah peradaban pra Islam kaya akan karya-karya kebudayaan yang luar biasa. Ada banyak artefak kebudayaan manusia sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw. Seperti yang ada di Mesir, Siria, Mesopotamia (Irak), Turki Bizantium, Yaman dan sebagainya. Meskipun benar juga bahwa pada zaman itu banyak orang yang tidak bisa membaca dan menulis.

Banyak penafsir yang memaknai kata ini sebagai zaman dimana mayoritas masyarakat menganut keyakinan yang salah. Menuhankan batu, berhala dan lain-lain.

Tetapi terma Jahiliyah bisa dan ini mungkin lebih relevan, dipahami sebagai hilangnya kesadaran diri terhadap hak-hak kemanusiaan orang yang lain. Banyak manusia saat itu yang melakukan penindasan terhadap orang-orang yang lemah. Mereka tidak sadar bahwa setiap orang memiliki hak hidup, hak untuk dihargai, hak untuk mengekspresikan pikirannya, hak untuk memeroleh rasa aman, damai, dan diperlakukan secara adil dan hak-hak kemanusiaan yang lain.

Karen Armstrong mengurai kata itu dengan tafsirnya yang menarik. Katanya : “Jahiliyah” sering dipahami sebagai periode pra Islam di Arabia. Ia dipersepsi sebagai zaman kebodohan, sebagaimana asal makna kata itu. Tetapi meskipun akar JHL memiliki konotasi kebodohan, arti utamanya adalah “sifat lekas marah”, mengagumi diri sendiri dan fanatisme yang tinggi (terhadap kelompoknya), keangkuhan, ekstrim, dan di atas semua itu, kecenderungan kronis kepada kekerasan dan pembalasan dendam”.

Muhammad Abduh, reformis abad 20 menyampaikan pandangan yang serupa. “Aku katakan bahwa “Al-Jahalah”, atau “Al-Juhhal”, adalah

اهل الخشونة والغطرسة

“mereka yang berhati kasar dan sangat arogan”.

Menurut Abduh: “Inilah penyakit paling berbahaya yang merasuk ke dalam jiwa dan pikiran sebagian kaum muslimin dewasa ini”. (Ibn Rusyd wa Filsafatuhu, Dar al-Farabi, Beirut, cet. I, 1988, h. 217-218).

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru