30.8 C
Jakarta
spot_img

Menilik Strategi Kanada dalam Kontra-Terorisme, Bisakah Diterapkan di NKRI?

Artikel Trending

Milenial IslamMenilik Strategi Kanada dalam Kontra-Terorisme, Bisakah Diterapkan di NKRI?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Sebelum menulis ini, dengan kesadaran penuh, saya pesimis. Terorisme hari ini tak lagi jadi prioritas, bahkan beberapa program penanggulangan dipangkas pasca-Inpres mengenai efisiensi anggaran. Namun, sebagai referensi saja, mungkin tidak masalah. Kanada, negara maju dan keren itu laik dicontoh strateginya dalam menangani terorisme. Kendati, semua tahu, kontra-terorisme di Kanada itu tidak akan jauh dari strateginya AS.

Penting dicatat, peristiwa 9/11 jadi titik balik pandangan global terhadap ancaman terorisme. Negara-negara Barat, yang Kanada di dalamnya, menyadari urgensi penguatan strategi kontra-terorisme untuk melindungi keamanan nasional mereka. Kanada yang telah berpengalaman menghadapi terorisme, mengembangkan strategi komprehensif yang dituangkan dalam dokumen bernama ‘Building Resilience Against Terrorism’.

Kanada bukan negara yang asing terhadap ancaman teror, tak jauh beda dengan Indonesia. Dalam dokumen strategi yang disusun pemerintah Kanada, pendekatan kontra-terornya menitikberatkan pada peningkatan kapasitas menghadapi ancaman. Upaya itu melibatkan berbagai lembaga pemerintah, juga bersinergi dengan sekutu internasional dan seluruh elemen masyarakat. Strateginya terpadu dan tegas, tak neko-neko.

Fokus utama kontra-terorisme di Kanada adalah memproteksi negara, warganya, serta kepentingan nasional dari segala ancaman, baik dalam negeri maupun luar negeri. Menariknya, namun sekaligus ironisnya, kelompok islamis disorot sebagai ancaman paling signifikan terhadap keamanan nasional Kanada. Orang atau kelompok yang terdeteksi islamis ditarget secara ketat, sehingga tak bikin ulah di ruang publik.

Kanada mengakui bahwa, risiko kelompok teroris internasional seperti separatis Macan Tamil bukan ancaman sepele. Kalau ditilik betul akan tersingkap: strategi kontra-terorisme Kanada bersifat holistis, dari tindakan represif hingga resiliensi masyarakat. Pertanyaannya, gimana kalau itu dipakai untuk NKRI? Apakah memungkinkan? Iya atau tidaknya, itu urusan kemudian. Yang jelas, di sana, strateginya menarik.

Strategi Kanada dalam Kontra-Terorisme

Prinsip inti strategi Kanada adalah membangun resilensi masyarakat terhadap ideologi ekstremis. Orang dan kelompok apa pun di sana dibuat kebal dari propaganda teror—karena seperti diketahui bahwa teroris itu menarget kerentanan masyarakat. Strategi Kanada memang mencakup aspek keamanan dan atensi HAM, supremasi hukum, serta terorisme sebagai tindak pidana paling serius. Tak ada toleransi untuk teroris, itu intinya.

Kontra-terorisme di Kanada beroperasi melalui empat elemen yang saling berkelindan: mencegah (prevent), mendeteksi (detect), menangkal (deny), dan menanggapi (respond). Setiap kegiatan pemerintah diarahkan untuk mendukung satu atau lebih elemen tersebut, yang jadi pilar upaya menghadapi terorisme secara terintegrasi dan komprehensif. Karena itu, keempatnya menarik untuk dijabarkan.

Pertama, mencegah (prevent), yang fokus pada penanganan faktor pendorong seseorang terjerembab terorisme, di dalam maupun luar negeri. Pendekatan preventif coba mengidentifikasi dan mengatasi motivasi yang menjerumuskan seseorang ke dalam dunia ekstremisme, lalu memitigasi faktor-faktor tersebut secara serius. Hal tersebut mereka anggap penting untuk menjaga masyarakat dari jebakan ekstremisme.

Kedua, mendeteksi (detect), yang coba mengidentifikasi teroris, organisasinya, pihak-pihak yang mendukungnya, serta kemampuan dan rencana mereka. Proses deteksi melingkupi penyelidikan, operasi intelijen, dan analisis data. Kemampuan intelijen, dalam strategi deteksi dipandang krusial untuk mendeteksi terorisme sebelum terjadinya serangan. Itulah kenapa aksi teror di Kanada minim sekali, sebab semuanya terdeteksi dan terkendali.

BACA JUGA  Tahun Baru 2025: Apa yang Harus Kita Waspadai Ihwal Radikal-Terorisme di Indonesia?

Ketiga, menangkal (deny), yang berupaya menghalangi teroris dari menggunakan sumber daya dan peluang untuk melaksanakan aksi teror. Intervensi agresif terhadap perencanaan terorisme termasuk di dalamnya, sehingga ketahanan nasional Kanada sangat kokoh. Strategi deny punya porsi tujuan yang jelas: membuat Kanada dan segala kepentingannya yang jadi target teror itu sulit dijangkau—atau bahkan mustahil.

Keempat, menanggapi (respond), yang orientasinya ialah membangun kapasitas Kanada untuk merespons serangan teror secara proporsional, cepat, dan terorganisir. Dari situ, dampak aksi teror bisa terminimalisasi, dan jika pun terjadi serangan, pemulihan nasionalnya ke kehidupan normal akan berlangsung cepat. Respond itu mempersonifikasi kesiap-sigapan pemerintah dan masyarakat untuk melawan terorisme dalam segala bentuknya.

Resiliensi di NKRI, Bisakah Meniru Kanada?

Strategi kontra-terorisme yang komprehensif jelas urgen dalam konteks global saat ini. Kanada sendiri sama dengan Indonesia, yakni negara dengan populasi pluralistis dan demokrasi yang kuat. Maka, menirunya secara strategi bukanlah kemustahilan, jika memungkinkan. Penguatan demokrasi dan supremasi hukum bisa diupayakan, namun itulah tantangannya. Negara ini kadang terlalu ‘baik hati’—untuk tidak mengatakan tidak tegas.

Memangnya, apa yang laik ditiru? Prinsip utamanya yaitu membangun resiliensi, membentuk masyarakat yang tak mudah terperosok propaganda terorisme. Kesadaran kolektif ihwal bahaya ideologi ekstrem pun menjadi bekal utama—tidak bisa ditawar. Terorisme merupakan perusak tatanan sosial-politik dalam masyarakat. Maka, selamatkan masyarakat dan buat mereka tangguh, sehingga para teroris itu tak berkutik.

Prinsip kedua yaitu memastikan bahwa pelaku teror bertanggung jawab atas tindakannya melalui sistem hukum yang tegas. Hal tersebut jadi landasan krusial untuk menjaga supremasi hukum; penanggulangan terorisme harus dilakukan dalam kerangka hukum yang jelas. Strategi kontra-terorisme perlu bersifat multidimensional dan adaptif terhadap perubahan situasi. Namun, bagaimana dengan resiliensi di NKRI itu sendiri?

Jika ingin tahan seperti Kanada, NKRI perlu banyak berinvestasi dalam pendidikan dan program kontra-radikalisasi, serta menguatkan masyarakat sipil dalam kontra-ekstremisme. Selain itu, NKRI perlu memastikan supremasi hukum dalam penanganan terorisme. Transparansi, kejelasan, dan jaminan hak-hak terdakwa teroris sangat urgen untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang.

Respons proporsional dan terukur me-reminder aparat NKRI untuk tidak terjebak dalam penggunaan agresi berlebihan yang justru bisa memperburuk situasi. Respons terhadap ancaman teror mesti berimbang dan tak merusak formula tatanan sosial. Hal itu melibatkan implementasi kebijakan yang cerdas dan terintegrasi, mulai dari tindakan preventif hingga rehabilitasi eks-napiter.

Overall, kendati tantangan yang Indonesia hadapi boleh jadi berbeda dengan Kanada, strategi Kanada laik jadi pedoman dalam kontra-terorisme yang berkelanjutan di tanah air. Keberhasilan NKRI dalam membangun resiliensi masyarakat terhadap terorisme itu bergantung pada sejauh mana negara ini mampu tegas, berani, dan jujur dalam setiap aspek kontra-teror di satu sisi, dan relevan dengan kondisi sosial-politik dan budaya di sisi lainnya.

Wallahu A’lam bi ash-Shawab…

Ahmad Khoiri
Ahmad Khoiri
Analis, Penulis

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru