31.4 C
Jakarta
Array

Mengurai Makna Surah Al-Mulk (Bagian-IV)

Artikel Trending

Mengurai Makna Surah Al-Mulk (Bagian-IV)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Inna alladzîna yakhsyaun Rabbahum bi al-ghaib lahum maghfirah wa ajrun kabîr

Sesungguhnya orang-orang yang takut pada Tuhan mereka –padahal Dia tidak terlihat mata mereka-. Mereka juga takut kepada-Nya pada keadaan tak terlihat oleh sesama manusia. Baik sepi maupun ramai. Baik sendiri maupun bersama-sama. Mereka itu semua akan mendapat ampunan dan pahala besar dari Allah swt. Kebesaran pahala itu nampak kecil dibanding kelezatan dunia.

Takut kepada Allah swt bisa berarti takut pada siksa dan neraka-Nya. Namun rasa takut ini biasanya dialami bagi para hamba-hamba pemula yangbaru  memulai menapaki jalan keridaan-Nya. Bagi hamba-hamba yang lebih dekat, takut kepada Allah swt bukan karena siksa dan neraka yang mengancam-Nya. Akan tetapi lebih kepada khawatir kehilangan rida dan cinta-Nya. Terutama para hamba-hamba-Nya yang tergolong dalam status ulama. Karena ulama sejatilah yang memiliki rasa takut kepada-Nya QS Fathir [35]: 28. Seseorang yang takut kepada Allah swt untuk melakukan kemaksiatan merupakan salah satu dari tujuhb golongan yang mendapat naungan Allah swt kelak pada hari kiamat. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Wa asirrû qaulakum aw ijharû bih innahu ʻalîm bidzât al-shudûr

Baik kalian melirihkan ucapan atau melantangkannya. Allah swt Maha Mengetahui apapun yang ada dalam relung hati.

Apapun yang terlintas dan terucap pasti dapat diketahui oleh Allah swt. Tidak ada satupun yang tersembunyi bagi-Nya. Baik itu ucapan, perkataan maupun perasaan.

Ayat ini mendahulukan rahasia (sirr) baru kemudian terang-terangan (jahr). Penempatan keduanya memang memiliki makna yang begitu mengena. Sebab segala sesuatu, baik itu ucapan, tindakan maupun perasaan, pasti berawal dari bisikan diri sendiri yang tersembunyi dan tentunya rahasia. Lalu kemudian diwujudkan dalam perkataan, tindakan dan ungkapan.

Alâ yaʻlamu man khalaqa wa huwa al-lathîf al-khabîr

Ketahuilah Dzat yang telah menciptakan Dia adalah Dzat Maha Lembut yang mengetahui segala sesuatu secara detail dan rinci. Dia adalah Dzat yang Maha Waspada nampak baginya segala hal yang lahir maupun batin.

Pengetahuan Allah swt terhadap yang rahasia tidak hanya pengetahuan secara global. Akan tetapi mengetahui secara rinci dan pasti. Terlebih lagi pada hal-hal yang bukan rahasia dan nampak oleh mata. Sebab Allah swt-lah yang menciptakan itu semua termasuk rahasia itu juga.

Huwa alladzî jaʻala lakum al-ardha dzalûlan famsyû fî manâkibihâ wa kulû min rizqih wa ilaih al-nusyûr

Dia adalah Dzat Yang menjadikan bumi menjadi mudah untuk dimanfaatkan dan dieksploitasi bagi kalian. Maka berjalanlah di segala penjuru dan sekelilingnya. Makanlah kalian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya tempat kembali saat keluar dari alam kubur.

Bumi yang terdiri dari pegunungan, sumber mata air, jalanan, tumbuhan, tanaman, buah-buahan dan masih banyak lainnya sengaja dipersiapkan untuk para makhluk-Nya agar digunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tentu penggunaan ini haruslah sesuai dengan penuh rasa tanggungjawab. Sebab kepada Allah swt tempat kembali bagi mereka untuk dimintai pertanggungjawaban semua yang telah digunakan.

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru