Judul Buku: Pendidikan Komprehensif untuk Menumbuhkan Nilai-nilai Nasionalisme, Penulis: Nufika Ulfah, Tahun Terbit: September, 2023, ISBN: 978-623-190-292-4, Penerbit: Bintang Semesta Media Yogyakarta, Peresensi: Muhammad Nur Faizi.
Harakatuna.com – Sikap nasionalisme yang semakin pudar menjadi perhatian serius di tengah-tengah masyarakat modern. Globalisasi, perkembangan teknologi, dan berbagai dinamika sosial telah mengaburkan kesadaran akan identitas dan kebangsaan. Namun, solusi untuk membangkitkan semangat nasionalisme tak berada di luar jangkauan. Pendidikan komprehensif menjadi salah satu kunci untuk menghidupkan kembali api nasionalisme yang redup.
Pendidikan komprehensif memiliki potensi besar untuk menciptakan warga negara yang lebih menyadari pentingnya nasionalisme. Melalui pendidikan yang menyeluruh, bukan hanya pengetahuan tentang sejarah dan budaya bangsa yang ditanamkan, tetapi juga moral-etika yang memperkuat rasa cinta akan tanah air (hlm. 8).
Salah satu aspek penting dari pendidikan komprehensif adalah pengembangan kesadaran akan wawasan kebangsaan sejak dini. Sekolah dapat menjadi wadah yang efektif untuk memperkenalkan konsep-konsep seperti persatuan, keberagaman, dan patriotisme kepada generasi muda. Dengan memperkuat identitas nasional sejak usia dini, mereka akan tumbuh sebagai individu yang memiliki kebanggaan akan negara dan bangsa mereka.
Program-program ekstrakurikuler, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, dan pertukaran budaya antar daerah adalah contoh nyata dari pendekatan ini. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut, siswa belajar tentang kekayaan warisan budaya bangsa dan mengembangkan toleransi, penghargaan, dan rasa hormat terhadap perbedaan.
Program seperti ini dituliskan secara cermat dalam buku “Pendidikan Komprehensif untuk Menumbuhkan Nilai-nilai Nasionalisme” karya Nufikha Ulfah. Pertama, penulis mengulas tentang bagaimana sulitnya penerapan nasionalisme di tengah globalisasi. Nasionalisme dipandang sebagai sesuatu yang sulit dilakukan karena konsepnya yang dianggap terlalu kuno dan harus ada sebuah perubahan yang mendasari adanya nasionalisme tersebut (hlm. 56).
Lunturnya nasionalisme memiliki dampak yang luas dan serius terhadap keberlangsungan suatu bangsa. Pertama-tama, lunturnya nasionalisme dapat mengakibatkan hilangnya rasa solidaritas dan persatuan di antara warga negara. Nasionalisme membentuk dasar untuk memahami identitas kolektif suatu bangsa dan memperkuat ikatan sosial antarindividu.
Ketika nasionalisme memudar, munculnya perpecahan, konflik internal, dan ketidakstabilan politik menjadi lebih mungkin terjadi. Tanpa adanya semangat nasionalisme yang kuat, warga negara cenderung kurang peduli terhadap kepentingan bersama dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Hal ini berefek pada kondisi ekonomi dan stabilitas negara. Nasionalisme yang kuat sering kali menjadi pendorong untuk partisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Namun, ketika nasionalisme mulai memudar, masyarakat cenderung kehilangan motivasi untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional (hlm. 38). Hal itu mengakibatkan berkurangnya semangat berwirausaha, investasi dalam infrastruktur, dan partisipasi dalam pasar global, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghambat kemajuan bangsa.
Orang-orang akan kehilangan identitas nasional mereka, mereka lebih rentan terhadap pengaruh budaya luar yang mungkin bertentangan dengan tradisi lokal. Hal tersebut menyebabkan homogenisasi budaya, penurunan apresiasi terhadap warisan budaya lokal, dan bahkan kehilangan bahasa dan tradisi khas. Dengan demikian, lunturnya nasionalisme dapat mengancam keberagaman budaya suatu bangsa dan melemahkan fondasi identitas budaya yang kaya.
Menanggulangi Kemerosotan Nasionalisme
Pendidikan komprehensif memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah lunturnya nasionalisme dan membangkitkan semangat kebangsaan yang kuat di kalangan generasi muda. Pendidikan komprehensif dapat menyediakan platform untuk memperkuat pemahaman dan penghargaan terhadap budaya dan sejarah bangsa. Dengan menyertakan materi tentang sejarah, budaya, dan kebangsaan dalam kurikulum pendidikan, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang identitas nasional mereka, serta merasa terhubung secara emosional dengan warisan budaya dan sejarah bangsa.
Hal ini sesuai dengan intisari yang disampaikan dalam buku “Pendidikan Komprehensif Untuk Menumbuhkan Nilai-nilai Nasionalisme” karya Nufikha Ulfah. Di sana tertuang secara jelas jika pendidikan komprehensif tidak saja berpusat pendekatan pendidikan yang berfokus pada pembelajaran akademis, tetapi juga memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter, kebangsaan, dan keterampilan hidup dalam kurikulum pendidikan (hlm. 78). Harapannya, generasi muda tumbuh menjadi individu cerdas secara intelektual, sekaligus memiliki rasa tanggung jawab terhadap bangsa-negara.
Selain itu, penulis juga mengajukan beberapa strategi konkrit dalam implementasi pendidikan komprehensif, seperti pengembangan kurikulum yang mencakup materi tentang sejarah, budaya, dan kebangsaan; pelatihan bagi para pendidik untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan semangat nasionalisme; serta keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan.
Maka sangat penting untuk menjadikan pendidikan komprehensif sebagai dasar untuk menumbuhkan nasionalisme pada anak-anak bangsa. Pendidikan komprehensif mampu menyediakan fondasi yang kokoh bagi pembentukan karakter dan identitas nasionalisme sejak dini. Melalui pendidikan yang menyeluruh dan holistik, anak-anak dapat dipersiapkan untuk menjadi individu yang cerdas secara akademis, serta memiliki rasa cinta dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara mereka.
Dengan demikian, pendidikan komprehensif menjadi investasi jangka panjang yang sangat berharga bagi masa depan bangsa, karena menciptakan generasi yang kuat dan bertanggung jawab. Nasionalisme pun akan bangkit dengan penguatan pendidikan komprehensif yang berkemajuan dan mempunyai nilai yang kuat. Maka pendidikan seperti ini bisa diaplikasikan dalam seluruh institusi pendidikan agar pendidikan yang ada di Indonesia menjadi institusi yang kaya akan nasionalisme.