Sebagaimana yang telah masyhur di kalangan umat Islam, surah kesembilan lebih dikenal dengan sebutan al-taubah yang berarti pengampunan. Surah ini dinamakan dengan al-Taubah karena kata ini disebutkan sebanyak 17 kali dengan berbagai bentuk derivasinya. Di samping itu surah ini juga terkadang disebut dengan surah Barāꞌah (berlepas diri) karena surah ini diawali kata tersebut dan pokok pembicaraan surah ini sering menyebutkan mengenai pemutusan perjanjian damai dengan kaum Musyrikin.
Menurut al-Qāsimī, tidak ada surah yang memiliki nama lenih banyak dari surah al-Taubah dan surah al-Fātiḥah. Surah ini kurang lebih mempunyai belasan nama sebagaimana yang disebutkan oleh al-Zamakhsyarī dalam tafsirnya al-Kasysyāf, surah dinamai dengan beberapa nama diantaranya;
- Barāꞌah (berlepas diri),
- al-Taubah (pengampunan),
- al-Muqasyqisyah (penyembuh dan menyapu) karena menyembukan dan menyapu sifat kemunafikan, dinamai oleh ʻAbdullah bin ʻUmar
- al-Mubaʻṡirah (penebar dan pencerai-berai) sebab menebarkan rahasia kaum Munafik dan mencerai-beraikan mereka, dinamai oleh al-Ḥāriṡ bin Yazīd
- al-Musyarridah (mengusir dan menampakkan aib dan cela) karena menampakkan aib dan cela kaum Munafik
- al-Mukhziyah (menghinakan Munafik)
- al-Fāḍiḥah (membuka kejelekan-kejelakan Munafik), dinamai oleh ʻAbdullah bin ʻAbbās
- al-Muṡīrah (mengobarkan dan membangkitkan), dinamai oleh Qatādah
- al-Ḥāfirah (menggali rahasia kaum munafik)
- al-Munakkilah (menimpakan bencana bagi Munafik)
- al-Mudamdimah (membinasakan Munafik)
- al-ʻAżāb (siksa) dinamai oleh sahabat Ḥużaifah bin al-Yamān
- al-Baḥūṡ (pencari rahasia kaum Munafik), dinamai oleh al-Miqdād bin al-Aswad.
- al-Munaqqirah (yang melubangi hati-hati orang Munafik sehingga terbuka niat busuk mereka).