26.1 C
Jakarta

Mengatasi Pecah-Belah Bangsa Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuMengatasi Pecah-Belah Bangsa Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Judul buku: Buku Ajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, Penulis: Zulfikar Putra, SH., M.Pd., Dr. H. Farid Wajdi, S.Pd.I., M.Si., ISBN: 978-623-608-922-4, Tahun terbit: Maret 2021, Penerbit: Ahlimedia Book.

Harakatuna.com – Apa jadinya Indonesia tanpa Pancasila? Unsur sosial tidak lagi terjaga, pertengkaran ada di mana-mana, manusia tidak percaya pada Tuhannya, dan satu sama lain saling menindasa karena tidak mau dianggap setara. Sederet permasalahan tersebut hanyalah sebagian kecil saja dari ketiadaan Pancasila. Pun dalam “Buku Ajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi” juga dirinci bagaimana peran penting Pancasila dalam negara Indonesia.

Zulfikar Putra, dkk menjelaskan jika pendidikan adalah unsur penting dalam kehidupan manusia. Dirinya menjadi ruh dari segala bentuk tindakan yang nantinya dilakukan. Maka ketika Pancasila dimasukan dalam unsur pendidikan, luhurlah segala bentuk perbuatan anak bangsa. Mereka akan menjadi manusia yang humanis, agamis, cinta perdamaian, dan menghormati hak-hak manusia yang lainnya [hlm. 8].

Zulfikar, dkk juga menambahkan, jika Pendidikan menjadi tempat peperangan yang membandingkan berbagai bentuk gagasan. Para pembelajar akan senantiasa mengkaji, menelaah, dan menyelidiki ulang segala sesuatu yang diterima dalam proses pembelajaran. Maka sangat penting bagi para guru untuk mendampingi muridnya agar selalu meyakini Pancasila sebagai ideologi  terbaik bangsa Indonesia [hlm. 16].

Hal ini bisa dilakukan menggunakan beberapa variasi metode pengajaran. Metode kreatif yang mengajak murid-murid berdialog dua arah, diyakini sebagai salah satu metode terbaik untuk mengajarkan dasar-dasar ideologi Pancasila [hlm. 30]. Proses interaksi akan mengurangi kebosanan murid saat belajar. Dibandingkan metode pembelajaran satu arah, biasanya murid cenderung bosan dan tidak memperhatikan. Apalagi jika penjelasan guru terlalu sulit dan berbelit-belit, para murid akan segera menutup buku mereka dan mendapatkan rasa bosan.

Metode pengajaran yang membosankan tidak boleh dilakukan dalam pendidikan. Karena walau bagaimanapun, proses pendidikan Pancasila adalah hal penting yang harus diserap pembelajar. Menurut Darmadi (2013), pendidikan Pancasila digunakan untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat  bangsa Pancasila.

Proses tersebut tidak boleh luput, mengingat para pembelajar inilah yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan. Mereka adalah garda terdepan untuk memperjuangkan dan menguatkan ideologi Pancasila. Sudah menjadi tugas wajib, untuk senantiasa memahamkan mereka akan betapa pentingnya Pancasila untuk bangsa Indonesia.

BACA JUGA  Melihat Radikalisme dari Perspektif Gerakan Sosial

Dalam “Buku Ajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi” dikelompokkan empat manfaat dari pembelajaran Pancasila [hlm. 24]. Pertama, dengan mempelajari Pancasila, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan, menganalisis, dan memahami permasalahan secara Pancasilais. Mendorong diri sendiri menjadi pribadi yang menegakkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, Pendidikan Pancasila dapat menghentikan pembelajar untuk berbuat kekerasan yang menodai citra humanis. Kemudian para pembelajar juga akan mempunyai tanggung jawab yang lebih untuk ikut serta dalam pemberantasan kejahatan secara kreatif dan penuh kedamaian. Ketiga, Pendidikan Pancasila akan membuat pembelajar menjadi manusia yang menghargai nilai-nilai HAM dan demokrasi. Mereka tidak lagi mementingkan diri sendiri, memaksakan kehendak, dan lebih mementingkan kepentingan bersama.

Keempat, melalui Pendidikan Pancasila, pembelajar akan menjadi pribadi yang kritis terhadap suatu permasalahan. Mereka akan menjadi tokoh utama dalam penyelesaian masalah kenegaraan, demokrasi, dan HAM. Para pembelajar juga bisa menjadi pelopor atas ide-ide dan solusi di setiap permasalahan yang ada. Sehingga Pendidikan Pancasila menjadi ide dasar yang mendasari perspektif luhur pembelajar.

Oleh karena itu, keberadaan Pancasila di sebuah institusi pendidikan adalah hal wajib yang harus dilaksanakan. Karena walau bagaimanapun, dirinya adalah ruh dalam berbagai pembelajaran. Sebelum para pembelajar memahami mata pelajaran lainnya, dirinya sudah dipahamkan untuk apa, bagaimana, dan sumbangsih apa yang bisa diberikan kepada negara melalui mata pelajaran yang dipelajarinya.

Dasar keyakinan nasionalisme dan cinta tanah air sudah melekat dalam dirinya. Sehingga menjadi hal yang penting dalam menata niat dan proses berpikir peserta didik. Dasar pondasi yang harus dibangun dalam diri mereka adalah Pancasila. Sehingga berapa banyak pelajaran yang diserap, banyaknya penelitian yang dijalankan, dan profesi apa yang mereka dapatkan setelah mengenyam pendidikan, semua itu akan difokuskan untuk kemajuan dan keamanan Indonesia.

Para pembelajar akan menjadi pribadi unggul yang bisa diharapkan dalam kemajuan Indonesia. Tanpa diminta, mereka akan menjadi garda terdepan yang membela tanah air dari berbagai serangan. Maka perlu kiranya untuk benar-benar memahamkan mereka akan Pendidikan Pancasila, agar nantinya mereka tidak hanya pintar dalam pendidikan, namun mempunyai kecintaan yang lebih dengan Indonesia.

M. Nur Faizi
M. Nur Faizi
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Bergiat sebagai reporter di LPM Metamorfosa, Belajar agama di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Yogyakarta.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru