31.8 C
Jakarta

Mengapa Kontra Narasi Penting dalam Pencegahan Terorisme?

Artikel Trending

KhazanahTelaahMengapa Kontra Narasi Penting dalam Pencegahan Terorisme?
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com Saya ingat betul ketika beberapa tahun silam, saat itu masih kanak-kanak, di mana kebiasaan membaca dan sumber pengetahuan keagamaan cukup terbatas, mendapatkan selembar kertas yang berisi tulisan tentang dakwah Islam. Isinya adalah tentang kehancuran sebuah negara apabila tidak dipimpin oleh sistem pemerintahan Islam.

Menggunakan berbagai dalil Al-Qur’an dan hadis, kejayaan, kemakmuran rakyat yang hidup di bawah naungan khilafah, ditulis begitu ciamik dalam buletin tersebut. Kalimat terakhir yang membuat saya ingat sampai hari ini adalah, apabila kertas tersebut tidak dikirim ke orang lain, maka si pembaca, dalam hal ini saya, akan mendapatkan bala terhitung 7 hari setelah membaca buletin tersebut.

Dalam rentang waktu 7 hari, saya overthinking. Gelisah atau tidak tenang memikirkan kekacauan apa yang akan saya terima, karena tidak menyebarkan kertas tersebut. Nyatanya, sesampainya hari ke-8 setelah membaca buletin tersebut, hidup yang sedang saya jalankan biasa saja, berjalan normal seperti manusia pada umumnya. Ketakutan dan kekhawatiran yang awal mulanya sangat tinggi, ternyata tidak terjadi.

Pengalaman tersebut membawa saya pada sebuah pemahaman bahwa, sebuah bacaan/referensi akan memengaruhi kehidupan seseorang. Setiap ide/gagasan yang dimiliki oleh seseorang, berdasarkan dari bacaan, pengalaman hidup atau faktor lain yang membentuk pemikirannya. Hal itu menjadi alasan mengapa pentingnya bagi kita untuk memproduksi tulisan yang bisa dibaca oleh orang lain, karena hal itu merupakan salah satu faktor yang membentuk pemikiran orang lain.

Era digital, terutama perkembangan media sosial yang semakin pesat, membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap peta kebudayaan. Dulu, tidak semua orang bisa berbicara topik tertentu, kecuali ia pakar atau memiliki pengalaman terkait isu tersebut. Namun hari ini, siapa pun bisa berbicara apa pun dan bahkan dipercayai dibandingkan yang pakar karena banyak pengikutnya. Artinya, apabila kelompok radikal-teroris memiliki banyak followers, akan dipercaya oleh orang lain sekalipun informasi yang disampaikan bohong ataupun pengaburan sejarah khilafah di masa silam.

BACA JUGA  Dilema Kelompok Ahmadiyah: Perlakuan Diskriminatif dan Persekusi yang Berkelanjutan

Kontra Narasi, Mengapa Penting?

Kontra-narasi adalah kegiatan melawan penyebaran pesan yang tidak sesuai dengan kebenaran, seperti paham radikal-terorisme. Kontra-narasi juga bisa berarti cerita yang merinci pengalaman dan perspektif yang tertindas, dikecualikan, atau dibungkam, di tengah banyaknya narasi propaganda yang disampaikan oleh para aktivis khilafah, baik dari kelompok radikal atau teroris, yang setiap hari memproduksi tulisan dan bisa diakses secara terbuka oleh siapapun.

Tulisan tersebut akan membentuk perilaku orang lain untuk melakukan gerakan penggulingan terhadap pemerintah, ataupun kampanye besar-besaran untuk mendorong tegaknya khilafah di Indonesia. Lantas, bagaimana nasib kita?

Sebelum itu terjadi, maka upaya-upaya pencegahan penyebaran radikal-terorisme perlu diperkuat. Kontra-narasi merupakan salah satu upaya nyata yang bisa dilakukan kita sampai hari ini. Sebab sekalipun kelompok radikal-teror dibubarkan oleh pemerintah, kita sama-sama memiliki ruang yang cukup luas untuk menyebarkan ideologi atau melakukan perekrutan secara online untuk regenerasi. Ruang digital adalah ruang yang bisa dimanfaatkan oleh siapa pun, tanpa terkecuali untuk menyebarkan informasi.

Menyadari adanya ruang digital tersebut, kontra-narasi bisa menjadi salah satu referensi yang bisa dibaca oleh umat Islam agar tidak tergerus oleh arus pemikiran radikal ataupun terorisme. Memperbanyak kontra-narasi di ruang digital, menjadi ihwal yang perlu kita lakukan terus menerus agar suara-suara yang bertujuan untuk menjaga keutuhan NKRI, bisa dibaca oleh semua orang. Wallahu A’lam.

Muallifah
Muallifah
Aktivis perempuan. Bisa disapa melalui Instagram @muallifah_ifa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru